Bandung - Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) Jawa Barat tahun ini menargetkan titipan donasi Rp 10 Miliar untuk disumbangkan ke rakyat Palestina. Target ini dua kali lipat dari perolehan di tiga tahun sebelumnya.
"Target tahun ini kita bisa lebih besar dari tahun sebelumnya, di mana tiga tahun terakhir total donasi terkumpul sekitar Rp15 Miliar. Tahun ini minimal Rp10 Miliar, tidakBOLEH kurang dari angka itu," kata Ketua KNRP Jabar Arifin Sobari dalam siaran persnya, Minggu (26/2/2017).
Ia mengaku yakin target itu bisa tercapai, mengingat antusiasme masyarakat Jawa Barat, yang semakin tinggi dalam menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat Palestina.
Ia menjelaskan, pada umumnya masyarakat melihat urusan Palestina sudah selesai pasca agresi. Padahal sesungguhnya tidak demikian, di mana masyarakat palestina kini semakin terkungkung dengan aturan yang dibuat oleh zionis Israel.
"Kondisi ril menunjukkan bahwa Palestina semakin banyak kebutuhan yang berhubungan dengan logistik. Di Gaza misalnya, masyarakat di sana mengalami kekurangan bahan makanan pokok, pasokan listrik dan sebagainya," papar Arifin.
KNRP Jabar tahun ini mengusung tema 'Lebih Siap Berkontribusi' bagi para pengurus, anggota dan relawan KNRP. Semuanya dipacu untuk mengejar donatur sebanyak mungkin agar target tersebut tercapai guna sedikit meringankan penderitaan rakyat Palestina.
Disinggung soal kepengurusan KNRP, menurutnya, lembaga ini semakin berkembang. Di tahun 2017 ini, kepengurusan KNRP tingkat daerah sudah terbentuk di 26 kabupaten/kota.
"Kecuali di Pangandaran. Untuk kantor administratif kami dari 14 yang sudah ada, mudah-mudahan kekejar sampai 30 kantor yang melayani donatur," katanya.
Bahkan, banyak relawan dari provinsi lain yang sengaja datang ke KNRP Jawa Barat untuk belajar cara menjaring donasi yang efektif dan transparan dalam penyalurannya. Terhitung sudah ada 15 provinsi yang belajar ke Jawa Barat dan sudah ada empat provinsi yang telah memiliki kantor administrasi.
"Empat provinsi ini, Kalimantan, Banten, Medan, dan Lampung," papar Arifin.
Dia menambahkan, sesungguhnya menjadi kewajiban setiap umat Islam di seluruh dunia untuk menjaga masjid suci Al-Aqsha di Palestina, yang kini sudah dikuasai Israel. Maka, menurutnya untuk turut serta menjaga masjid tersebut, perlu dilakukan pendekatan kemanusiaan karena rakyat Palestina dalam kondisi tidak berdaya alias terjajah.
"Mereka tidak bisa saling bantu, maka harus ada bantuan dari luar. Kita sesungguhnya bukan sekedar membantu rakyat palesatina, tetapi Al Aqsha itu adalah milik kaum muslimin, maka jadi tanggungjawab kita semua. Hanya, front terdepannya adalah mereka (rakyat Palestina)" pungkas Arifin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar