Sebanyak 450 personel gabungan Yonif 501 Madiun, 502 Malang, dan 503 Mojokerto itu akan ditugaskan selama 9 bulan di wilayah perbatasan. Di samping menjaga kedaulatan NKRI, pasukan ini juga diharapkan mencegah penyelundupan senjata api (senpi) dan narkoba.
Rombongan Asops Panglima TNI tiba di markas Yonif Para Raider 503 di Mojosari, Kabupaten Mojokerto sejak pukul 09.00 Wib. Mantan Pangdam XII Tanjungpura ini menyampaikan paparan terkait strategi menjaga wilayah perbatasan. Didampingi Panglima Divisi II Kostrad Mayjen TNI Benny Susianto, sekitar pukul 14.00 Wib, Agung mengecek kesiapan personel, alutsista, dan pelbagai logistik yang akan dibawa pasukan.
"Kedatangan saya ke sini karena mereka mau berangkat, saya cek dulu kesiapan personel, secara organisasi mereka sudah lengkap. Dukungan-dukungan alutsista dari pusat maupun dari satuan sendiri saya lihat juga sudah lengkap. Saya juga cek keterampilan mereka," kata Agung.
Foto: Enggran Eko B/detikcom
|
Agung menjelaskan, 450 personel Para Raider itu akan diberangkatkan ke wilayah perbatasan Indonesia-Papua Nugini 19 Februari nanti. Sesuai UU RI No 34 Tahun 2004 tentang TNI, tugas utama pasukan infanteri itu untuk menjaga patok-patok perbatasan agar tidak bergeser. Ratusan pasukan akan ditempatkan di 12 pos perbatasan.
"Juga menghindari aksi-aksi transnational crime, pelanggaran perbatasan, menyeberang tanpa izin, menyelundupkan barang, baik masuk maupun keluar," terangnya.
Di samping itu, Agung berharap ratusan personel Para Raider yang telah menjalani pelatihan sekitar sebulan di kawasan hutan Jabung, Kecamatan Jatireo, Kabupaten Mojokerto, diharapkan mampu mencegah penyelundupan senjata api dan narkoba ke Indonesia.
"Mereka juga melakukan pengecekan dokumen-dokumen orang-orang yang masuk melalui perbatasan. Karena wilayah perbatasan kita saat ini rawan terhadap penyelundupan narkoba," tandasnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar