Paris - Perusahaan internet raksasa Facebook dan Google bergabung dengan organisasi pers di Prancis. Mereka meluncurkan alat pemeriksa fakta untuk membasmi berita bohong (hoax) menjelang pemilihan presiden.
Dilansir Reuters, Selasa (7/2/2017) Facebook akan bekerja sama dengan delapan agensi berita Prancis. Media tersebut di antaranya ialah Agence France-Presse (AFP), saluran berita BFM TV, serta surat kabar L'Express dan Le Monde. Mereka akan memperkecil risiko munculnya berita bohong.
Facebook sebagai media sosial dengan jejaring terbesar dunia memiliki 24 juta pengguna di Prancis. Artinya sepertiga lebih penduduk Prancis menggunakan Facebook.
Nantinya, para pengguna tinggal menandai berita yang diduga sebagai berita bohong (hoax). Setelah itu, fakta dari artikel akan diperiksa oleh organisasi mitra yang tergabung dan diberikan tanda (ikon).
Facebook juga mendukung cara berbeda yang diluncurkan oleh Google yang disebut "CrossCheck". Para pengguna akan diminta mengirimkan link situs agar konten di dalamnya dapat diselidiki.
Ada sebanyak 17 kantor berita yang sudah bergabung dalam proyek ini. Di dalamnya termasuk AFP dan masyarakat penyiar televisi nasional Prancis
Di Jerman, Facebook juga telah berupaya melawan beredarnya berita bohong. Pejabat Jerman telah menyatakan keprihatinannya karena banyak berita bohong dan kebencian yang disebarkan mempengaruhi pemilihan federal pada September.
Di Amerika Serikat, Facebook juga mengatakan pengguna akan lebih mudah menandai berita-berita bohong (hoax). Di sana Facebook akan kerja sama dengan situs untuk memeriksa fakta seperti Snopes, ABC News dan Associated Press untuk memeriksa keaslian berita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar