Rabu, 01 Februari 2017

Sepertiga Orang Amerika Nilai Kebijakan Trump Membuat Lebih Aman

New York - Presiden Donald Trump menyebut pemberlakuan larangan perjalanan sementara untuk warga dari tujuh negara Muslim akan membantu melindungi Amerika Serikat dari terorisme. Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos, sepertiga orang Amerika merasa sepakat dengan alasan dari kebijakan Trump tersebut.

Dilansir Reuters, Kamis (2/2/2017), jajak pendapat dilakukan pada 30-31 Januari 2017, ditemukan orang-orang yang mendukung larangan masuk sementara terhadap pengungsi selama 120 hari.

Trump membantah kritik yang mengatakan larangan perjalanan itu menargetkan Muslim. Dia mengatakan "pemeriksaan ekstrim" ini diperlukan untuk melindungi negara dan perbatasannya.

"Ini bukan tentang agama. Ini adalah tentang teror dan menjaga keamanan negara kita," ujar Trump.

Dalam jajak pendapat Reuters/Ipsos, 31 persen orang mengatakan kebijakan Trump itu membuat mereka merasa lebih aman. Sementara 26 persen mengatakan itu membuat mereka merasa kurang aman dan 33 persen lainnya mengatakan tidak akan membuat perbedaan.

Perintah eksekutif Trump itu melarang sementara warga dari Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah dan Yaman masuk ke Amerika selama 120 hari. Sementara untuk pengungsi Suriah batas waktu larangan masuk belum ditentukan.

Beberapa anggota parlemen dari Partai Republik mengkritik Trump dan mengatakan kebijakannya dapat menjadi bumerang yang memberikan kesempatan rekrutmen baru oleh anggota kelompok teroris.

"Perintah eksekutif ini mengirimkan sinyal, dimaksudkan atau tidak, bahwa Amerika tidak ingin Muslim datang ke negara kita," kata senator John McCain dari Arizona dan Lindsey Graham dari Carolina Selatan dalam sebuah pernyataan bersama.

Reuters/Ipsos menemukan bahwa 49 persen orang Amerika setuju dengan perintah itu dan 41 persen tidak setuju. Selanjutnya, ada 53 persen pendukung Partai Demokrat yang mengatakan mereka sangat tidak setuju dengan tindakan Trump, sementara 51 persen pendukung Partai Republik mengatakan mereka sangat setuju.

Kebanyakan orang Amerika juga tidak berpikir negara harus menunjukkan keberpihakan untuk pengungsi Kristen. Sebanyak 56 persen warga, terdiri dari 72 persen pendukung Demokrat dan 45 persen pendukung Partai Republik, tidak setuju bahwa negara harus "menyambut pengungsi Kristen, tetapi tidak yang Muslim."

Jajak pendapat Reuters/Ipsos dilakukan secara online dalam bahasa Inggris di seluruh 50 negara bagian. Ada 1.201 orang yang dijadikan responden dalam jajak pendapat ini. Mereka terdiri dari 453 orang pendukung Demokrat dan 478 orang pendukung Republik. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar