Salah satu infrastruktur yang digenjot pengerjaannya adalah jalan Trans Papua sepanjang 4.330,07 kilometer (km), yang tersambung dari Sorong di Provinsi Papua Barat, hingga ujung timur Indonesia di Merauke, Provinsi Papua.
Saat ini, sebagian besar jalan Trans Papua telah dibuka dengan urugan pilihan, yaitu timbunan jalan yang terdiri dari bahan tanah atau batu yang memenuhi standar dan sifat-sifat tertentu yang terkandung di dalam urugan tersebut. Namun telah dapat dilalui oleh kendaraan.
Foto: Dok. Kementerian PUPR
|
Banyaknya jalan yang dibangun masih dengan konstruksi urugan pilihan, karena adanya prioritas pengaspalan untuk daerah-daerah yang dirasa betul-betul akan bisa langsung memanfaatkan jalan ini.
Namun demikian, jalan sepanjang 4.330,07 km ini nantinya akan dilapisi oleh aspal secara bertahap.
"Jadi 4.330 km ini akan diaspal secara bertahap. Yang pasti di sekitar pemukiman itu diutamakan diaspal duluan," kata Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Arie Setiadi Moerwanto, saat berbincang dengan detikFinance di Jakarta, Selasa (7/2/2017).
Meski belum akan dapat dilalui aspal sepenuhnya hingga 2019 mendatang, Arie mengatakan, pemerintah pasti akan memprioritaskan pengaspalan bagi wilayah-wilayah yang sering dilalui oleh warga.
"Kami merencanakan, di daerah pemukiman dan lain-lain (jalan diaspal). Yang pasti akan diaspal semua, tapi enggak bisa semua selesai tahun 2019. Kalau tembus bisa," tukasnya.
Foto: Dok. Kementerian PUPR
|
Beberapa ruas yang telah dilalui aspal saat ini di antaranya yang ada di wilayah Tolikara menuju Usilimo, Jayawijaya. Dari Habema menuju Wamena. Dari Passvaley menuju Wamena, Abenaho menuju Elelim dan dari kawasan Aple menuju Abepura di Jayapura.
Sedangkan sebagian kecil lainnya masih berupa kawasan hutan, yang lokasinya menuju Jayapura dan dari Sinak di Kabupaten Puncak menuju Ilaga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar