Bulan Maret nanti, sebuah serial variety show berjudul "Love in Indonesia" akan mengudara di salah satu teve Korea. Lokasi shooting-nya di Kuta, Ubud, Padang Bai, pulau Lembongan, Lovina dan Gili Trawangan. Produsernya boleh dibilang tidak ecek-ecek, karena pernah menyabet best production in Creative Content Category serta berbagai penghargaan tinggi lain untuk pengambilan gambar serial teve. Bahkan bintang yang diusung ke Indonesia juga artis ternama seperti Youn Yuh Jung, Lee Seojin, Jung Yumi serta Shin Soon Kee.
Serial Variety Show ini diperkirakan akan meledak di negeri ginseng. Bukan hanya produser dan artisnya yang terkenal, namun karena semua warga Korea sudah fasih memahami Bali sebagai tempat yang indah dan penuh pesona. Yang paling pasti, program sejenis dengan lokasi shooting di Taiwan, Laos, dan Kroasia sempat menjadi buah bibir di sana. Kini tiba saatnya Bali tampil ke permukaan.
Foto: M Aji Surya/detikcom
|
Skenario cerita serial ini sungguh sederhana. Sekelompok orang sudah bosan hidup di kota besar seperti Seoul lalu tinggal di tempat yang penuh keindahan (Bali) untuk relaksasi dan melepas semua kepenatan hidup. Di sana, tidak ada lagi bos yang mengejar-ngejar target pekerjaan atau memaksa hidup "terengah-engah" dari pagi hingga malam. Di Indonesia, mereka bisa menikmati hidup dengan biaya murah, bekerja sama dengan masyarakat lokal dan saling tukar budaya Indonesia-Korea.
Pengambilan gambar di Bali dan Lombok oleh produser asal negeri kimchi itu bukanlah yang pertama. Tahun lalu, sebuah program teve yang bernama "Laws of Jungle" telah melakukan shooting di Manado. Sebanyak 14 selebriti papan menengah dan atas dari Korea diboyong ke tengah-tengah hutan, pulau-pulau terpencil, dan pantai-pantai Sulawesi yang terkenal sangat eksotik.
Hampir sama dengan "Love in Indonesia", cerita "Laws of Jungle" pada hakikatnya adalah sebuah cerita "pelarian" dari hiruk-pikuk kehidupan kota. Pemirsa disuguhi adegan artis-artis top tanpa make-up dan hidup seadanya di alam bebas, alias makan dan minum dari alam secara langsung.
Foto: M Aji Surya/detikcom
|
Senangkah kita dengan promosi Indonesia oleh teve Korea tersebut? Pasti jawabannya "yes". Banyak yang berharap, aneka tayangan itu akan menarik lebih banyak turis Korea datang ke pelosok-pelosok Nusantara. Ada sejumlah harapan tentang mengalirnya Won Korea ke kantong-kantong pemilik hotel hingga pedagang aksesories di pantai Kuta hingga Bunaken.
Sayangnya, kabar kabur yang beredar cukup membuat kita sedikit menahan nafas dan introspeksi. Wisatawan Korea yang datang ke Indonesia tahun lalu justru mengalami kesulitan memenuhi target 400 ribu orang. Padahal, visa sudah dilepas bebas dan aneka pameran sudah digelar.
Foto: M Aji Surya/detikcom
|
Sebaiknya, pada periode yang sama, turis Indonesia yang datang ke Korea justru naik signifikan kisaran 50 persen menjadi hampir 200 ribu orang. Buktinya, awal bulan ini saja terdapat satu rombongan turis asal Indonesia datang ke Korea dengan jumlah yang fantastis: kisaran 1.000 orang.
Jujur, banyak hal yang harus didalami untuk memahami secara persis data di atas. Mulai soal penerbangan, jarak, akomodasi dan aneka layanan lainnya. Tetapi yang jelas, Korea memang jago banget dalam urusan mem-branding suatu produk. Di tengah persaingan yang serba ketat, kerja sama yang terjalin mampu memunculkan sebuah keuntungan yang melimpah. Selain harus pintar, rupanya setiap orang juga perlu pintar-pintar.
*M Aji Surya, WNI yang tinggal di Seoul
Tidak ada komentar:
Posting Komentar