"Supaya tidak rob ya bikin tanggul dan saya tanya Pak Lurah mengenai peta saluran kita agar kita bisa mengetahui mana yang tidak lancar. Daerah seperti ini kan harusnya sudah tinggi, tapi karena airnya penuh, tidak bisa masuk ke sungai karena di sana juga penuh," kata Djarot seusai blusukan ke Sungai Semongol, Kelurahan Tegal Alur, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (23/2/2017).
"Jadi banjir ini pengaruhnya bukan karena hujan saja, tapi juga air laut yang naik. Cuma saya minta tadi daerah cekungan dibuat embung (waduk mini buatan)," imbuh Djarot.
Djarot mengatakan tanggul ini untuk menanggulangi banjir rob. (Nathania Riris Michiko/detikcom)
|
Djarot mengatakan Pemprov DKI Jakarta akan membeli tanah warga yang terkena imbas pembangunan tanggul. "Kalau itu tanah milik Pemda ya langsung lakukan saja. Kalau tanah milik warga dan bisa dibeli, nanti kami beli," ujarnya.
Djarot menegaskan pembangunan embung dan tanggul ini bukan hanya untuk menanggulangi banjir saat ini, tapi juga akan bermanfaat hingga 10-20 tahun ke depan. Dia juga berencana tetap menjalankan program tanggul laut raksasa untuk mengatasi banjir di Jakarta.
"Sehingga keberadaan tanggul yang tinggi menjadi keharusan, kalau kita tidak ingin tenggelam. Apalagi kita juga menghadapi ancaman pemanasan global. Mencairnya es di Kutub Selatan, Kutub Utara. Perubahan air laut akan semakin naik. Makanya program membuat tanggul laut raksasa tetap akan kami programkan dan kami lanjutkan," tutup Djarot.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar