Senin, 06 Februari 2017

Dinamika Pilgub DKI Warga Penjaringan Curhat Soal SLB ke Anies Baswedan

Jakarta - Cagub DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan kampanye menyapa warga di Penjaringan, Jakarta Utara. Seorang ibu kemudian meminta kepadanya untuk mendirikan sekolah untuk anak berkebutuhan khusus.

Saat itu Anies tengah menyampaikan visi dan misi di Jalan Tanjung Wangi RT 01 RW 12, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (6/2/2017). Seorang ibu kemudian mengeluhkan mahalnya ongkos biaya untuk anaknya yang berkebutuhan khusus. Jumlah sekolah anak berkebutuhan khusus di Jakarta dikatakannya juga masih sangat minim.

"Saya sampai tembus ke kelurahan, coba kirimkan gitu loh pak SLB (sekolah luar biasa). Bukan keinginan saya, saya juga tidak ingin punya anak seperti itu, tapi pilihan Tuhan Pak, saya mohon tolong dipertimbangkan Pak," ujar seorang ibu kepada Anies.Anies menyadari jika jumlah anak berkebutuhan khusus di Jakarta cukup banyak. Jika terpilih, pihaknya akan memberikan bantuan untuk anak berkebutuhan khusus melalui Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus. Hal ini agar anak-anak mendapatkan sekolah dan guru sesuai dengan kebutuhannya.

"Sekarang ada 2 pendekatan, ada pendekatan yang anaknya dikirim sekolah ke sekolah khusus, ada yang disempatkan ke sekolah inklusi, yaitu pendekatan mainstreaming namanya," sebutnya.

Pendekatan inklusi dikatakan Anies adalah pendekatan di mana anak berkebutuhan khusus sekolah bersama anak-anak lain di sekolah umum. Namun di dalam sekolah anak berkebutuhan khusus tersebut diberikan pendampingan dan guru yang khusus.

"Nah kita ingin Jakarta, semua anak-anak berkebutuhan khusus itu terpenuhi pelayanan pendidikannya. Dan yang tadi dikeluhkan oleh beliau (warga) selain soal sekolah, adalah soal biaya menuju sekolahnya. Karena sekolah SLBnya itu lokasinya jauh, sehingga biayanya mahal, samai akhirnya anaknya putus sekolah," jelasnya.

"Saya sampaikan bahwa ke depan anak-anak ini bisa menggunakan kendaraan umum untuk berangkat dan pulang sekolah secara gratis. Dengan begitu beban biaya menuju sekolah bisa teratasi," sambungnya.

Anies sendiri juga akan mempertimbangkan dan mengkaji kembali permintaan warga untuk mendirikan sekolah anak berkebutuhan khusus. Pertimbangan tersebut dengan melihat 2 model sekolah untuk anak berkebutuhan khusus tersebut.

"Nanti kita lihat, karena seperti yang saya katakan tadi ada 2 pendekatan. Satu yang pendekatan yang emang sekolah khusus, kedua memang pendekatan dengan sekolah mainstreaming atau sekolah inklusi. Tergantung nanti potret datanya seperti apa," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar