Jakarta - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono sudah memperkirakan adanya gerakan sebelum ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) Pilkada DKI Jakarta (15/02) nanti. Ia menyebut gerakan tersebut sebatas kegiatan zikir dan salat subuh berjamaah.
"Tanggal 15 itu ada gerakan, mereka zikir, kemudian setelah subuh mereka masuk ke TPS, tapi bukan di satu masjid tapi di masjid masing-masing. Jadi gerakannya zikir bersama," kata Sumarsono di Kantornya, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (10/2/17).
Meski begitu, ia mengingatkan bagi para jajaran pengaman dari Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Binmas Polri untuk menjaga setiap TPS di setiap kelurahan. Ia juga menyepakati adanya pengawas dari setiap pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI.
"Kita ingatkan dari jajaran pengamanan, ada Binmas, Polri juga ada Babinsa. Mereka menjaga setiap kelurahan dan TPS. Kami juga sepakat di TPS itu sudah ada pengawas dari setiap paslon, jadi TPS tidak perlu pengawas tambahan," ujarnya.
"Kalau memantau dari jauh silakan kami terbuka, asal tidak mengganggu, jadi memang diserahkan pada kekuasaan teritorial masing-masing dibantu lurah sama camat untuk menertibkan kalau ada hal yang tidak tertib," imbuhnya.
Menurutnya pengawasan tersebut dilakukan untuk menghindari adanya intimidasi bagi pemilih di TPS. "Yang tidak saya inginkan adalah adanya intimidasi mau nyoblos takut lihat ini itu. gitu juga gak boleh dan akan diawasi ketat oleh pihak kepolisian," lanjutnya.
Sumarsono sendiri mengaku akan datang meninjau pelaksanaan pemungutan suara di TPS. Dia datang dalam kapasitasnya sebagai Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri. Pasalnya, tepat 11 Februari 2017, masa tugas Sumarsono sebagai Plt Gubernur DKI berakhir.
"Saya nanti akan datang dalam kapasitas sebagai Dirjen Otonomi Daerah yang akan mengawasi seluruh Indonesia," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar