Leicester - Leicester City sadar ada ancaman degradasi terpampang di hadapan mereka. Claudio Ranieri menyebut ini waktunya menentukan jalan, menjadi pecundang atau pejuang.
Jika musim lalu Leicester hidup bak di dalam dongeng, dari tim kandidat degradasi lalu menjadi juara Premier League, musim ini mereka bisa dibilang kembali ke kenyataan. 'Si Rubah' kepayahan dan menghadapi ancaman degradasi.
Kekalahan 0-3 dari Manchester United di King Power Stadium, Minggu (5/2/2017) malam WIB membuat Leicester kini cuma satu poin dari zona merah. Mereka ada di posisi 16, mengumpulkan 21 poin dari 24 pekan.
Jika musim lalu Leicester cuma menelan tiga kekalahan sepanjang musim, musim ini mereka sudah menelan 13 kekalahan. Jamie Vardy dkk. belum meraih satupun kemenangan di 2017 pada ajang Premier League, menelan empat kekalahan dan memetik satu hasil imbang.
"Saya bisa memahami apa yang yang kami lakukan musim lalu adalah sesuatu yang spesial, sebuah dongeng. Saya sempat menunggu musim macam ini pada musim kemarin," kata Ranieri kepada Sky Sports.
"Lalu kami melakukan sesuatu yang luar biasa, menakjubkan. Semuanya fantastis, semuanya berjalan dengan benar. Sekarang semuanya salah."
"Saya rasa kami banyak memikirkan tentang apa yang kami lakukan musim lalu, segalanya fantastis dan kemudian kami sempat meyakini itu juga mungkin terjadi musim ini. Tidak, itu sudah berakhir sekarang."
"Dongengnya sudah berakhir. Sekarang yang ada kenyataan. Sekarang Anda harus memilih, kalau Anda pecundang, Anda berkata segalanya sudah berakhir. Kalau Anda bukan pecundang, terus berjuang, terus yakin," imbuhnya sebagaimana dikutip Soccerway.
Laju buruk musim ini sendiri sudah mengancam masa depan Ranieri. Dia berada di posisi teratas dalam daftar manajer paling difavoritkan untuk dipecat.
[Baca juga: Kini Ranieri Manajer Paling Difavoritkan untuk Dipecat]
Ranieri menantang anak asuhnya untuk kembali berjuang lolos dari ancaman degradasi, seperti yang dilakukan pada musim 2014/2015 lalu, atau musim sebelum mereka juara.
"Sekarang adalah waktu yang tepat. Kalau Anda seorang pecundang di olahraga ini, Anda juga pecundang di kehidupan sehari-hari. Kalau Anda seorang gladiator, seorang pejuang di olahraga ini, di kehidupan Anda bisa jadi sosok yang sama," katanya.
"Kenyataannya harus kembali, dan dari musim lalu, perjuangan sampai akhir. Saya yakin karena para pemain saya adalah para juara dan pejuang," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar