Selasa, 07 Februari 2017

Mutiara Terbaik Dunia Dihasilkan di Lampung Hingga Papua

Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai produksi mutiara laut selatan (south sea pearl) Indonesia saat ini masih belum maksimal. Padahal, mutiara air laut adalah komoditas dari sektor kelautan yang bernilai ekonomi dan memiliki prospek bisnis menjanjikan.

Bahkan, produk mutiara air laut Indonesia merupakan yang terbaik di dunia. Hanya saja, potensi tersebut belum dioptimalkan. Produk unggul yang sudah diakui dunia adalah produk mutiara laut selatan atau south sea pearl.

Mutiara laut selatan alias south sea pearl dibudidayakan di Indonesia terutama banyak dilakukan di Lampung, Sulawesi, Nusa Tenggara Bara (NTB), Flores, Maluku, dan Papua.

"Indonesia itu salah satu produsen mutiara air laut terbesar di dunia," kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan, Yugi Prayanto, dalam acara Diskusi Potensi dan Pembudiayaan Mutiara di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (7/2/2017).

Yugi menyebutkan, berdasarkan data yang dipegangnya dalam kurun waktu 2013-2015, Indonesia telah menghasilkan 5,4 ton hingga 7,5 ton mutiara.

Ia meminta pemerintah untuk lebih mendorong pengembangan mutiara air laut Indonesia yang memiliki potensi sangat besar. Sebab, sebagai produsen mutiara terbesar dunia, Indonesia masih belum bisa mengendalikan harga jual mutiara.

Menurut Yugi, pengendali harga mutiara air laut dilakukan oleh para pedagang mutiara Jepang. Padahal Indonesia tercatat sebagai pengekspor 60% mutiara ke Hong Kong, 30% ke Jepang, 5% ke Eropa, dan 5% lagi ke AS.

"Jadi Indonesia kirim ke Jepang, kemudian Jepang mengirim lagi ke China, Amerika dan negara lainnya, Indonesia belum memiliki bargaining power sebagai produsen, karena sistem distribusinya dikelola dan dikendalikan oleh pedagang mutiara Jepang," kata Yugi.

Lanjut Yugi, keberpihakan pemerintah terhadap komoditas mutiara sangat diperlukan, terutama terkait pengembangan teknologi budidaya kerang mutiara. Tujuannya, agar produk mutiara Indonesia bisa memiliki standar dan nilai yang tetap.

Saat ini, pembudiaya juga memiliki hambatan dengan proses yang lama, kompleks dan pada modal sehingga perlu langkah-langkah yang efisien untuk diterapkan dalam pengembangan bisnis mutiara.

"Hampir semua jenis mutiara dihasilkan oleh kita, pemerintah bisa berpihak dengan membuat indeks atau standar harga mutiara juga diperlukan seperti halnya emas atau berlian yang sudah memiliki standar harga," tutupnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar