Jakarta - Pesawat Sriwijaya Air dengan kode penerbangan SJ1159 sempat mengalami gangguan dan harus kembali ke bandara awal di Guangzhou, China. Peristiwa itu terjadi karena pintu pesawat tidak tertutup rapat.
Insiden ini marak dilaporkan media internasional seperti South China Morning Post dan The Star, Jumat (24/2/2017). Dilansir dari The Star, pesawat dengan rute penerbangan Bandara Internasional Baiyun Guangzhou berangkat sekitar 03.00 waktu setempat menuju Denpasar, Bali.
Saat terbang sekitar tiga jam mengudara meninggalkan Guangzhou, kapten pesawat menemukan masalah pada pintu kabin. Penerbangan dari Guangzhou menuju Denpasar ini biasanya memakan waktu sekitar lima jam. Rekaman video yang diambil oleh salah satu penumpang menunjukkan kemarahan para penumpang karena harus kembali terbang ke Guangzhou. Bahkan para penumpang menduga ada 'lubang' yang ditemukan di pesawat.
Senior Manager Corporate Communication Sriwijaya Air Group Agus Soedjono membantah ada lubang di pesawatnya itu dan hanya masalah sepele. Agus menyebut pesawat itu sudah terbang dan tiba di Bali kemarin Rabu (23/2).
"Nggak ada apa-apa kok nggak ada masalah yang berarti, sudah terbang lagi kok," ujar Agus saat berbincang dengan detikcom, Jumat (24/2).
Agus menjelaskan setelah beberapa waktu mengudara pilot memutuskan untuk kembali ke Bandara Baiyun. Hal itu dilakukan pilot karena menemukan salah satu pintu kabin tidak tertutup sempurna.
"Jadi ketika terbang dalam waktu 15 menit itu salah satu pintunya nggak peroperly closed (tidak tertutup sempurna) dan ada indikator sistem tekanan udara. Akhirnya sesuai dengan prosedur kapten memutuskan untuk turun return to base (kembali ke bandara awal)," jelas Agus.
Setelah tiba di Bandara Baiyun, pilot menemukan ada pintu yang tidak tertutup sempurna. Setelah pintu itu ditutup, pesawat itu kembali terbang landas menuju Denpasar, Bali.
"Setelah turun pintunya dicek, ditutup dengan sempurna terus akhirnya ditutup. Dalam waktu 30 menit terbang lagi," urainya.
Agus menyebut masalah pintu tidak tertutup sempurna ini biasa terjadi di seluruh penerbangan dunia. Agus menyebut sesuai Standart Operation Procedure (SOP) Sriwijaya pilot harus kembali ke pangkalan untuk menindaklanjuti masalah tersebut.
"Pintu tidak tertutup sempurna itu sistem tekanan udara, itu bisa terjadi seluruh airline di seluruh dunia ini bisa terjadi. Bisa untuk pintu penumpang atau kargo. Ketika terbang yang di sistem tekanan udara nyala kemudian diputuskan oleh pilot bahwa kita harus return ke base. Setelah sampai di apron Bandara Guangzhou diperbaiki dengan menutup," paparnya.
Agus menyebut saat itu pesawat mengangkut 180 penumpang. Setelah ada insiden tersebut ada 20 penumpang yang memutuskan untuk tidak jadi terbang.
"Total penumpang ada 180. Kemudian ada alasan tertentu 20 tidak jadi terbang, yang terbang 160. Alasan macam-macamlah salah satunya bisa juga soal waktu," jawab dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar