Bandung (ANTARA News) - Kepala LP Sukamiskin di Bandung, Dedi Handoko, menyatakan, sipir-sipir di LP itu akan dipasangi sistem penjejak global positioning system (GPS). Ini untuk meningkatkan standar pengawasan sipir yang mengawal narapidana ketika keluar lapas.
Menurut dia, di Bandung, Rabu, selama ini modus warga binaan adalah izin sakit untuk dirujuk ke rumah sakit seperti yang kabar terpidana korupsi Anggoro Widjojo yang diduga berkunjung ke Apartemen Gateway Bandung.
"Pemasang GPS untuk petugas juga sudah pernah dilakukan di Tangerang. Ini secepatnya, tapi ini memang menyangkut anggaran. Mungkin nanti satu handphone GPS bisa menelan Rp4 hingga Rp5 jutaan," ujarnya.
Dia pernah menjadi kepala LP Tangerang, Banten.
Menurut dia, kabar Widjojo yang "berpelesir" saat ini sedang dibahas dan dari segi standar operasional prosedur sudah cukup benar yakni meminta izin untuk dirujuk/berobat ke RS Santosa Bandung.
"Memang SOP-nya sudah benar. Sekiranya apa yang diberitakan mampir-mampir ke mana ini masih diselidiki dan tidak menutup kemungkinan karena ketika keluar lapas. Kami serahkan pada kepolisian. Laporannya harusnya kami terima setiap jam," kata dia.
Sebelumnya, berdasarkan hasil liputan investasi majalah Tempo, sejumlah narapidana LP Sukamiskin Bandung "pelesiran" ke sejumlah tempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar