Pekanbaru - Inilah kondisi memprihatinkan dua sekolah negeri di Kabupaten Siak, Riau. Pihak Pemda tidak menyediakan sumur, sehingga murid dan guru terpaksa membawa air dari rumah masing-masing untuk urusan WC.
Sekolah malang itu adalah SMP Negeri 3, yang satu atap bersama SDN 018 di Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak. SMP negeri tersebut sudah menamatkan 3 angkatan, sedangkan di SDN 018 sudah ada 4 angkatan yang lulus.
Kedua sekolah ini dibangun Pemkab Siak di lokasi yang sama. Keduanya memiliki halaman sekolah yang sama. Walau sekolah-sekolah tersebut sudah berdiri lebih dari 7 tahun, selama itu juga tidak disediakan sumber air, terutama untuk urusan kamar mandi.Kedua sekolah ini memang disediakan fasilitas toilet. Hanya, tidak disediakan sumber air, seperti sumur bor. Dengan kondisi itu, bertahun-tahun lamanya, para guru dan murid terpaksa membawa air dalam jeriken dari rumah masing-masing.
"Dulu anak-anak sekolah pada bawa air dalam jeriken kecil. Ini untuk kepentingan buang air di kamar mandi," kata Yanto (42), seorang warga sekitar sekolah tersebut.
Para siswa membawa air dalam jeriken ini untuk mengisi bak air dalam kamar mandi. Namun belakangan, banyak siswa yang tak lagi membawa air.
"Akhirnya banyak murid-murid bila ingin buang air kecil terpaksa pergi ke perkebunan sawit yang dekat dengan sekolah itu," kata Yanto.
Sedangkan guru sekolah tersebut, kata Yanto, sampai sekarang masih tetap membawa air dalam jeriken dalam ukuran 35 liter. Jadi jangan heran, bila berkunjung ke sekolah tersebut, saban hari ada guru yang membawa air dalam dirigen.
"Guru-guru di kedua sekolah itu saban hari bawa air dari rumahnya masing-masing. Jika tidak, mau ke mana guru tersebut jika ingin buang hajat," kata Yanto.
Kondisi miris ini sudah terjadi selama bertahun-tahun. Sayangnya, belum ada tanggapan serius dari pihak Pemkab Siak. Salah seorang guru di SMP tersebut membenarkan bahwa mereka selama ini terpaksa membawa air dari rumahnya.
"Sudah lama kami membawa air sendiri dari rumah karena di sekolah tidak ada sumur. Sudah pernah kami sampaikan ke Pemkab Siak agar dibuatkan sumur, namun sampai sekarang belum ada tanggapan," ujar seorang guru yang enggan disebutkan namanya.
Kepala Dinas Pendidikan Siak Kadri Yafis, saat diberi tahu tentang kondisi tersebut, belum banyak berkomentar.
"Mohon maaf ya, saya belum bisa menerangkan terkait hal itu. Karena saya saat ini lagi di Malaysia," katanya, menutup pembicaraan saat dihubungi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar