Jakarta - Kiprah Vivo di pasar ponsel Tanah Air terbilang masih seumur jagung. Mereka pun tak ingin bersantai dan berharap bisa segera menduduki peringkat atas di pasar smartphone Indonesia.
Harapan ini diutarakan oleh Kenny Chandara selaku Product Marketing PT. Vivo Mobile Indonesia. Diakui oleh Kenny, saat ini pasar Vivo di Indonesia masih biasa, menurutnya sekitar 4-5% dari pasar ponsel secara keseluruhan.
"Kalau market share kami masih berkembang lah, istilahnya balita masih merangkak. Tapi kami yakin tiga tahun ke depan kami bisa menduduki posisi top tiga besar lah. Daripada kami fokus di lima besar, mending sekalian di tiga besar," ujar Kenny ditemui di Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, Jumat (10/2/2017).
"Itu kan target, tapi kalau ternyata akhir tahun 2017 bisa sudah tercapai bagaimana? Manusia kan hanya bisa berencana, tapi Tuhan yang menentukan," ujar Kenny sembari tersenyum.
Selama menggeluti bisnisnya di Indonesia, sedikitnya sudah ada tiga model ponsel yang dirilis oleh Vivo, yakni V3, V3 Max, V5, Y55, dan V5Plus. Semuanya dibanderol dengan rentang harga mulai dari Rp 2,5 juta sampai Rp 5,5 juta dengan kelas segmen menengah ke atas.
Lalu apa ada niat untuk bermain di pasar ponsel Rp 1 jutaan? Vivo mengaku belum tertarik, khususnya untuk pasar Indonesia.
"Sebenarnya kami sudah ada ponsel yang seharga Rp 1 jutaan. Tapi kan memang ponsel tersebut bukan produk fokus kami di Indonesia. Yang menjadi fokus adalah V5Plus ini," ujar Kenny.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar