Jakarta - Cawagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengaku tidak mengetahui alasan KPU menetapkan adanya kegiatan kampanye pada putaran kedua pilkada. Tapi Djarot menyerahkan proses yang harus diikuti ke KPU.
"Makanya saya nggak ngerti, pada saat keputusan KPU yang pertama itu nggak ada (kampanye), cuma jadwal sosialisasi. Nanti ditanyakan deh ke KPU pusat dasarnya apa, alasannya apa," kata Djarot kepada wartawan usai meninjau di Sungai Semongol, Kelurahan Tegal Alur, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (23/2/2017).
"Saya ingat bahwa saat 2012, tidak pakai kampanye hanya debat saja, tidak pakai penajaman visi dan misi. Coba tanyakan KPU pusat, prinsipnya kami serahkan ke KPU," imbuhnya.
Karena adanya masa kampanye, maka calon petahana seperti Djarot yang berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) harus mengambil cuti. Djarot sebenarnya berharap tak cuti untuk kampanye.
"Kalau saya sih sebetulnya nggak usah cuti. Kenapa? Karena ingat Maret itu salah satu puncak musim penghujan, ini baru pemanasan. Dengan cara seperti ini kita tahu cara penanggulangannya bagaimana, untuk menghadapi puncak musim penghujan pada bulan Maret nanti," jelasnya.
Dengan kondisi itu, Djarot sebetulnya ingin tetap bekerja. Tujuannya memastikan kesiapan dan penanganan bencana di Jakarta.
"Supaya apa? Supaya pelayanan tidak terganggu karena kalau ada situasi seperti ini butuh kecepatan, dan ketepatan untuk mengambil solusi," tegasnya.
Masa kampanye putaran kedua sedang dirumuskan KPU DKI Jakarta. Anggota KPU DKI Dahliah Umar menjelaskan perubahan aturan dilakukan untuk mengganti kampanye pada putaran kedua dengan penajaman visi-misi melalui debat menjadi masa kampanye, seperti blusukan.
"Merumuskan perubahan SK KPU No 41 Tahun 2016 tentang tahapan program dan jadwal. Karena kalau dijadwal sebelumnya, kampanye hanya debat saja antara tanggal 5-19 April. Tapi kalau sekarang kami ubah kampanye dapat dilakukan berapa hari setelah penetapan putaran kedua," kata Dahliah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar