Banda Aceh - Tsunami 26 Desember 2004 silam memporak-porandakan Bumi Serambi Makkah. Setelah musibah itu, berbagai bencana masih kerap melanda Tanah Rencong seperti gempa, banjir dan tanah longsor. Terakhir, gempa berkekuatan 6,5 SR yang mengguncang Pidie Jaya awal bulan ini menewaskan 102 jiwa dan ribuan bangunan rusak.
Plt Gubernur Aceh Soedarmo mengatakan peringatan 12 tahun musibah tsunami harus dijadikan semangat untuk bangkit dan meningkatkan keimanan. Momentum ini juga diharapkan dimanfaatkan masyarakat Aceh untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan menambah pengetahuan tentang bencana.
"Momentum peringatan tsunami ini mendorong kita agar lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana," kata Soedarmo dalam sambutannya saat peringatan 12 tahun tsunami di halaman masjid Ulee Lheue, Banda Aceh, Senin (26/12/2016).
Menurutnya, peringatan tsunami ini tidak hanya membayangkan kesedihan semata. Tapi harus ada pelajaran yang dapat dipetik dari musibah tersebut. "Salah satu pelajaran itu adalah perlunya mendorong agar masyarakat Aceh peduli tentang masalah kebencanaan. Apalagi Aceh termasuk salah satu wilayah yang terletak di kawasan rawan bencana," jelas Soedarmo.
Bencana yang melanda Aceh bukan hanya tsunami dan gempa saja. Banjir dan tanah longsor terjadi hampir tiap tahun. Menurut Soedarmo, beberapa dari bencana yang terjadi di Aceh juga disebabkan oleh ulah manusia.
"Karena itu, pada kesempatan ini saya mengajak kita semua agar dapat menahan diri dari segala perbuatan yang berpotensi merusak alam lingkungan. Mari kita jadikan momentum peringatan tsunami ini untuk melahirkan perilaku positif dalam diri kita agar lebih peduli menjaga alam lingkungan. Pengetahuan di bidang kebencanaan harus pula kita tingkatkan agar upaya mitigasi bencana dapat kita lakukan secara cepat, efektif dan masif," ungkapnya.
"Benar bahwa Aceh berada di kawasan rawan bencana, tapi kita jangan panik menghadapi kondisi itu. Jika pengetahuan kebencanaan kita cukup baik, upaya mitigasi bencana akan dapat kita lakukan dengan lebih baik lagi," sambung Soedarmo.
Pada peringatan tsunami tahun ini, warga Banda Aceh berziarah ke kuburan massal, berzikir. Upacara puncak peringatan yang dipusatkan di halaman Masjid Ulee Lheue Banda Aceh diisi dengan tausyiah.
Masyarakat tidak kuasa menahan air mata saat berdoa untuk keluarga atau sanak familinya di kuburan massal. Mereka duduk bersila sambil membaca yasin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar