Damaskus - Kedutaan Besar Rusia di Damaskus mendapatkan serangan mortir sebanyak dua kali. Serangan tersebut terjadi saat pemerintah Rusia dan pemerintah Turki menyepakati genjatan senjata di Suriah.
Seperti dilansir PressTV Kamis (29/12/2016), Menteri Luar Negeri Rusia mengatakan mortir jatuh di halaman dalam kompleks Kedutaan, Rabu (28/12) sore waktu setempat. Mortar lain jatuh dekat dengan area diplomatik.
Pemerintah Rusia mengutuk keras serangan tersebut. Penyerangan itu diduga dilakukan pihak pemberontak atau oposisi pemerintah Suriah. Insiden itu disebut merupakan sebuah provokasi yang bertujuan mengganggu perdamaian di Suriah. Misi diplomatik Rusia juga diwarnai beberapa serangan lain dari militan.
Pemerintah Rusia sendiri sudah terlibat dalam upaya antiteror di Suriah sejak 30 September 2015 lalu. Keterlibatan tersebut merupakan permintaan dari pemerintah Damaskus. Menurut beberapa pengamat, keterlibatan Rusia cukup sukses dalam membantu pemerintah Suriah untuk menghentikan upaya teror dari anggota pemberontak yang disponsori negara asing.
Sejak Maret 2011, Suriah mengalami perang dengan pasukan pemberontak yang bekerja sama dengan beberapa aliansi dari berbagai daerah. Lembaga Hak Asasi Manusia yang menyoroti Suriah dan PBB menetapkan bahwa Suriah merupakan tempat dimana lebih dari 300 ribu 400 ribu warga meninggal. PBB telah menghentikan penghitungan korban karena kesulitan dalam memverifikasi berita dari sejumlah sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar