Jakarta - Operasi berskala besar dilakukan Rusia untuk melanjutkan pencarian pesawatmiliternya yang jatuh di Laut Hitam.
Lebih dari 3,000 orang, termasuk 109 penyelam, termasuk kapal, helikopter dan kapal selam dikerahkan dalam operasi pencarian di sekitar perairan Sochi.
Pesawat Tu-154, yang membawa 92 orang anggota militer, pemain band militer, serta wartawan, jatuh di Laut Hitam dalam perjalanan menuju Suriah.
Mereka semua dikhawatirkan tewas dalam kecelakaan pada hari Minggu (25/12).
Hari Senin (26/12) telah dinyatakan sebagai hari berkabung nasional di seluruh Rusia.
"Walaupun dalam kondisi gelap, operasi pencarian tetap dilakukan secara non-stop di lokasi jatuhnya pesawat," kata juru bicara Kementerian pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov, hari Minggu.
Tim pencari dengan bantuan lampu sorot tetap melakukan pencarian puing-puing pesawat pada Minggu malam.
Serangan teroris?
Para pejabat sebelumnya mengatakan mereka sedang memfokuskan pencarian di area 10,5 km persegi di lepas pantai Sochi.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan: "Potongan pesawat Tu-154 ditemukan sekitar 1,5 km dari Sochi pada kedalaman antara 50m dan 70m."
Ditanya wartawan apakah jatuhnya pesawat itu kemungkinan karena serangan teroris, Menteri Transportasi Rusia Maksim Sokolov mengatakan saat ini tim penyidik sedang melakukan penyelidikan dari berbagai kemungkinan.
Namun demikian dia menekankan bahwa terlalu dini untuk membuat kesimpulan penyebab jatuhnya pesawat.
Dalam perjalanan menuju Latakia di Suriah, pesawat itu menghilang dari radar 20 menit setelah lepas landas dari bandara Adler di resor Sochi pada 05:20 waktu setempat atau 09:20 WIB, kata Menteri pertahanan.
Pesawat itu melakukan penerbangan dari Moskow dan mendarat di Sochi untuk mengisi bahan bakar.
Selain membawa personel milter dan wartawan, pesawat naas itu membawa 64 orang anggota grup band militer, yang akan tampil dalam konser tahun baru di pangkalan udara Rusia di dekat Latakia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar