Jakarta - Penanganan dampak banjir di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) terus dilakukan. Kondisi saat ini banjir sudah surut dan menyisakan genangan dan lumpur di beberapa tempat. Masa tanggap darurat akan diberlakukan hingga Jumat (5/1/2017) nanti.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, melalui keterangan tertulis yang diterima menyebutkan ada sebanyak 105.753 orang yang terkena dampak langsung dari banjir. Hampir semua sektor kehidupan terdampak dari banjir. Diperkirakan kerugian yang dilanda lebih dari Rp 1 triliun.
"Banjir merendam 33 desa di 5 kecamatan di Kota Bima yang meliputi Kecamatan Rasanae Timur, Mpunda, Raba, Rasanae Barat dan Asakota. Saat ini masih ada 8.491 jiwa pengungsi yang tersebar 30 titik. Diperkirakan kerugian dan kerusakan akibat banjir mencapai lebih dari Rp 1 triliun," kata Sutopo, Senin (26/12/2016).
Foto: Dokumentasi BNPB
Sutopo mengatakan, perhitungan tersebut didasarkan pada data sementara kerugian dan kerusakan akibat banjir yang totalnya sebesar Rp 984,4 miliar. Jumlah ini adalah estimasi kasar yang akan dihitung lebih detail menggunakan pendekatan pengkajian kebutuhan pascabencana (jitupasna).
Kepala BNPB Willem Rampangilei juga telah meminta Deputi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB untuk menghitung kerugian, kerusakan dan kebutuhan pascabencana. Perhitungan dilakukan bersama Pemda Kota Bima.
"Untuk rehabilitasi dan rekonstruksi harus disusun rencana aksi lintas sektor. Misalnya untuk rehab sekolah akan disampaikan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, untuk rehab jembatan dan jalan akan disampaikan kepada Kementerian Pekerjaan Umum. Untuk antisipasi dan pengurangan risiko bencana pada masa mendatang, beberapa hal yang mendesak untuk dilakukan adalah normalisasi sungai, penataan drainase dan penertiban penataan ruang," kata Willem.
Foto: BPBD NTB
Sutopo mengatakan, pendataan masih terus dilakukan. Diperkirakan dampak ekonomi akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya kerusakan.
Berdasarkan catatan yang ada, kerugian paling besar adalah harta kekayaan dari penduduk Bima. Pemerintah Kota Bima memperkirakan kerugian dari harta penduduk mencapai Rp 607,93 miliar. Lalu data sementara kerugian dan kerusakan lainnya di Kota Bima meliputi:
1. Kerusakan fasilitas kesehatan meliputi puskesmas 5 rusak berat, puskesmas pembantu 29 rusak berat, pondok bersalin desa 29 rusak berat dan 1 laboratorium kesehatan daerah rusak berat. Kerugian diperkirakan Rp 64,4 miliar;
2. Kerusakan lahan pertanian meliputi 2.247 hektare lahan sawah rusak dengan kerugian ditaksir mencapai Rp 5,81 miliar;
3. Kerusakan fasilitas pendidikan meliputi 18 SD rusak sedang, 5 SMP rusak sedang, 4 SMA/SMK rusak sedang. Kerugian diperkirakan mencapai Rp 9,2 miliar;
4. Kerusakan infrastruktur, yaitu 9 jembatan rusak, jalan dalam kota 40 Km rusak, prasarana air minum rusak, sarana kebersihan, 5 dam rusak berat dan 1 dam rusak sedang. Kerugian diperkirakan Rp 259 milyar;
Foto: Dokumentasi BNPB
5. Tempat Usaha atau Kios:
- Kecamatan Mpunda 5 rusak berat.
- Kecamatan Raba 44 rusak berat, 39 rusak sedang.
- Kecamatan Rasanae Barat 21 rusak berat.
- Kecamatan Asakota 7 rusak berat.
Kerugian diperkirakan Rp 420 juta
6. Rumah:
- Kecamatan Mpunda 18 hanyut, 27 rusak berat.
- Kecamatan Raba 24 hanyut, 20 rusak berat, 39 rusak sedang
- Kecamatan Rasanae Barat 30 hanyut, 10 rusak sedang.
- Kecamatan Asakota 19 hanyut.
Kerugian diperkirakan Rp 30,1 miliar
7. Kantor: 30 rusak berat. Kerugian diperkirakan Rp 7,8 miliar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar