Minggu, 29 Januari 2017

Ini Catatan Menarik Dalam Debat Putaran Kedua Pilkada Banten

Jakarta - Debat Pilkada Banten putaran kedua dengan tema Demokrasi, Penegakan Hukum, Good Governance dan Pemberantasan Korupsi sempat beberapa kali memunculkan perdebatan sengit. Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Banten Wahidin Halim-Andika Hazrumy dan Rano Karno-Embay Mulya Syarief saling adu argumen di dua hal krusial mengenai isu komunisme dan pemberantasan korupsi. 

Apalagi, kedua isu ini menjadi salah satu jargon masing-masing pasangan calon untuk menarik suara warga Banten. Pada saat diberikan kesempatan bertanya di segmen ke empat, cawagub Embay Mulya Syarief menantang cagub Wahidin Halim menunjuk siapa yang dimaksud dengan komunis. 

Selama ini, menurutnya tuduhan lewat isu komunis saat kampanye membuat masyarakat di Banten resah. "Pada saat orasi katanya Anda ingin melawan komunis. Saya aktivis angkatan 66, aktif di Persatuan Pelajar Islam Indonesia, pada 2002 memimpin gerakan anti komunis di Banten. Siapa komunis yang Pak Wahidin maksud?," kata Embay bertanya. 

Mendapat pertanyaan tersebut cagub Wahidin mengatakan bahwa paham komunis harus menjadi musuh bersama. Menurutnya, masyarakat, dalam kondisi sekarang masih belum bisa menerima itu. 

"Selama ada Pancasila, selama itu pula harus anti komunisme. Kalau melawan komunis. Saya melawan komunis. Kalau dikatakan melawan komunis, iya. Takbir," ujar Wahidin sambil diikuti teriakan takbir pendukungnya. 

Mendengar jawaban seperti itu, Embay kemudian mengatakan lalu mana yang selama ini dituduh komunis oleh pasangan nomor urut 1 tersebut. 

"Lah sekarang yang pak Wahidin maksud itu yang mana? Kita sepakat tengah melawan komunis, itu data yang mana?" ujar Embay. 

"Jadi Pak Wahidin jangan asal tuduh. Jadi kita semua jangan mau jadi korban fitnah," ujarnya lagi. 

"Makanya saya bilang apakah di sini ada PKI. Kalau ada lawan. Partai yang dukung kami juga tidak ada PKI," kata Wahidin menanggapi dan diikuti riuh simpatisan. 

Kemudian, perdebatan sengit juga sempat terjadi begitu pertanyaan masuk ke isu soal pemberantasan korupsi. Di bagian ini, cawagub Embay juga bertanya soal komitmen korupsi kepada cawagub pesaingnya Andika Hazrumy. 

"Rosul bersabda andaikan anaku Fatimah mencuri, maka akan ku potong tangannya. Bagaimana apabila keluarga dekat Anda yang sekarang misalnya terlibat korupsi. Sikap anda?," tanya Embay ke cawagub Andika. 

Mendengar pertanyaan yang menyerang tersebut, sontak membuat simpatisan pasangan calon nomor urut 2 bergemuruh. Andika Hazrumy mengatakan hukum tentunya harus ditegakkan. Agar tidak terjadi korupsi ia memiliki komitmen tata kelola pemerintahan yang baik meliputi transparansi, akuntablitas dan partisipasi masyarakat.

"Bagaimana kita memanfaatkan program eplaning, ebudgeting dan econtroling. Dengan fungsi ini bisa melihat dan mengakses pembangunan di Banten. Saya yakin tertutup cara melakukan korupsi di Banten," jawab Andika. 

Mendengar penjelasan tersebut, Rano kemudian berdiri dan mengatakan bahwa apa yang disampaikan oleh cawagub Andika sudah dilakukan oleh dirinya semasa gubernur. 

"Ini arahan Korsupgah (koordinasi dan supervisi pencetakan korupsi) KPK agar tidak ada proyek titipan, program siluman," kata Rano yang langsung mendapatkan tepuk tangan simpatisan. 

"Saya sudah mencoba tidak bisa membuka eplaning," ujar Andika membalas. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar