"NU turut mencegah meluasnya berita palsu atau hoax diantaranya dengan membuat videografis mengenai bahaya hoax," kata Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini di sela acara Kopdar Netizen NU Jatim 'Benteng ulama & NKRI' di Aula kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Jalan Masjid Al Akbar, Surabaya, Minggu (29/1/2017).
Helmy mengatakan, majunya media online harus dimanfaatkan dengan baik, salah satunya untuk berdakwah melalui media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter. Namun, literasinya harus jelas, bisa dipertanggungjawabkan dan tidak memuat kabar palsu.
"Harus benar-benar sesuai sumbernya, dan tidak saling memusuhi satu sama lain," terangnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf meminta generasi muda untuk waspada terhadap berkembangnya hoax di media sosial. Katanya, ada tiga hal penting yang harus dilakukan dalam menangkal hoax.
Pertama, membangun kesadaran pengguna. Kedua, menutup situs yang berisi berita palsu atau memecah belah umat. Ketiga, membuat narasi balik.
"Kita harus membangkitkan kesadaran masyarakat bahwa, kita harus selektif terhadap informasi yang diterima dari dunia maya atau media sosial, karena informasi itu ada yang benar dan ada yang tidak," kata Saifullah Yusuf yang juga hadir sebagai pembicara di acara kopdar netizen NU Jatim.
Wagub yang akrab disapa Gus Ipul mengatakan, dari lembaga survei bahwa upaya penutupan situs-situs yang menyebarkan hoax itu tidak cukup. "Sisanya perlu kesadaran dari masyarakat dan self control," terangnya.
Gus Ipul yang juga salah satu Ketua PBNU menerangkan, pengguna internet di Indonesia terus mengalami peningkatan. Dikutip dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bahwa, pengguna internet di Indonesia mencapai 132,7 juta orang atau menempati peringkat 5 dunia. Pengguna Facebook di Indonesia terbanyak setelah India, Amerika Serikat dan Brazil. Sedangkan pengguna Twitter di Indonesia menempati urutan ketiga setelah Amerika dan India.
"Internet tidak hanya digunakan orang dewasa saja, tapi sudah merembet ke kalangan anak-anak. Ini harus diantisipasi dampak negatifnya dan jangan sampai menjadi korban," tuturnya.
Foto: Rois Jajeli/detikcom
|
"Diperlukan kontrol dan kesadaran masyarakat serta pengawasan dari orang tua terhadap anak-anaknya untuk menghindari dampak negatifnya. Kontrol diri sangat penting untuk memastikan keamanan ketika beraktivitas di internet, terutama bagi anak-anak," pesannya.
Gus Ipul juga menyambut baik upaya yang dilakukan NU diantaranya membentuk tim Ansor Cyber, serta Kopdar Netizen NU. Upaya tersebut menggambarkan bahwa NU peduli terhadap permasalahan di dunia maya, terutama berita hoax.
"Ini membuat gambaran baik tentang NU. Ini bagian dari Nahi Munkar (mencegah keburukan) dan harus kita hargai. Jangan sampai berita palsu atau hoax memecah belah umat, memecah belah persatuan dan kesatuan. Semuanya harus saling menghormati dan menghargai satu sama lain," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar