Sabtu, 17 Desember 2016

Arab Saudi: Pembantaian di Aleppo Kejahatan Perang terhadap Kemanusiaan

Riyadh - Arab Saudi meminta agar pemerintah Suriah menghentikan segala kejahatan yang mereka lakukan pada warga Aleppo. Arab Saudi, yang selama ini menjadi salah satu negara yang mendukung pihak pemberontak Suriah, menyerukan agar pasukan loyalis Presiden Bashar al-Assad tidak lagi melakukan penyerangan.

"Ini adalah tragedi kemanusiaan terburuk di awal abad ke-21. Kejadian ini berlangsung di depan mata masyarakat internasional," kata kantor berita negara SPA, mengutip pernyataan seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, seperti dilansir Reuters, Minggu (18/12/2016).

"Pembantaian mengerikan terjadi di Aleppo, ini merupakan kejahatan perang terhadap kemanusiaan," lanjut pejabat itu.
Jakarta
Kota Aleppo sendiri sudah terbagi dua wilayah sejak konflik Suriah pecah pada tahun 2011. Ada wilayah yang diduduki oleh pemerintah, ada juga yang dikuasai oleh pemberontak. Namun sejak pertengahan November, pihak pemerintah Suriah dan sekutunya, Rusia dan Iran, sudah mulai melakukan invasi pada daerah yang dikuasai ole pemeberontak.

Usaha evakuasi warga sipil dan pejuang pemberontakan Suriah di kota tersebut juga dihentikan sejak Jumat (16/12). Tidak jelas apa alasan Pemerintah Suriah melakukan hal tersebut.

Namun ada kabar yang mengatakan bahwa proses evakuasi akan kembali dilakukan pada Sabtu (17/12/2016) waktu setempat. Namun hal tersebut masih belum mendapat konfirmasi resmi dari Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Arab Saudi juga menuduh negara yang selama ini bergabung dengan Presiden Bashar turut ikut campur mengurusi urusan dalam negeri Suriah. Negara-negera tersebut adalah Rusia dan Iran.

Salah satu sumber juga mengatakan bahwa Arab Saudi sudah melakukan kontak dengan kekuatan regional dan internsional untuk menekankan pentingnya segera mengambil tindakan untuk mengakhiri konflik di Aleppo," kata sumber tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar