Sabtu, 07 Januari 2017

Gaya Agus Tanggapi Hoax: Makin Dipojokkan, Makin Semangat

Jakarta - Sejumlah kota di Indonesia, salah satunya Jakarta, mengadakan deklarasi anti-hoax pada hari ini. Calon Gubernur DKI Agus Yudhoyono menyambut hal tersebut. Menurutnya, deklarasi anti-hoax menumbuhkan semangat untuk mencegah adanya distorsi informasi di masyarakat.

"Kampanye anti hoax satu semangat mencegah adanya distorsi informasi, distorsi pemberitaan dan pembunuhan karakter seseorang. Fitnah itu lebih berbahaya dari pembunuhan," kata Agus kepada wartawan usai berolahraga saat Car Free Day (CFD) di Jalan Puri Elok, Kembangan, Jakarta Barat, Minggu (8/1/2017).

Agus mengatakan, info hoax sangat gampang tersebar. Masyarakat yang tidak tahu langsung percaya dan menyebarkan di media sosial.

"Generasi kita ini generasi yang gampang share. Belum dibaca, baru baca judul, atau baru baca satu dua kalimat, sudah di-like, share. Padahal isi tidak sesuai dengan judul. Ini koreksi untuk masyarakat yang mudah menggunakan media sosial," ujar Agus.

Cagub nomor urut 1 itu mengatakan, dirinya sering menjadi sasaran berita hoax. Namun, dirinya merasa tidak terganggu dengan semua berita hoax.

"Mereka (penyebar hoax) salah langkah. Itu tidak saya dengarkan, saya membawa santai. Dan semakin saya dipojokkan, semakin saya bersemangat," ujar Agus.

Namun, Agus dan timnya akan sekuat tenaga menghalau berita hoax. Hal tersbut untuk memberi informasi yang benar kepada masyarakat.

"Saya selalu katakan kepada tim, pelajari kalau ada hoax, yang merugikan kami, tim, bahkan keluarga. Tolong pelajari. Segera lakukan klarifikasi dan konter sesuai fakta," ujar putra sulung Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono itu.

Selain menanggapi hoax, dalam kegiatan CFD, Agus juga ikut menyoroti tentang keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL). Ia mengatakan keberadaan PKL di kegiatan CFD perlu dipertahankan sebab banyak masyarakat yang membutuhkan.

Agus Yudhoyono soroti PKL di CFD. Foto: Arief Ikhsanudin/ detikcom

"Karena setelah olahraga, kita butuh sarapan, minum, tempat nongkrong, ngopi, makan gorangan, dan sebagainya," kata Agus.

Kehadiran PKL di jalanan adalah potensi ekonomi dan wisata. Kondisi seperti ini sering dicari wisatawan di luar negeri. "Mungkin kalau ke luar, kita cari burger, dan sebagainya. Kalau disini kita cari somay, ketoprak, yang khas Jakarta," ujar Agus.

Untuk mewujudkan itu, Agus akan mengelola PKL jika terpilih sebagai gubernur. Hal tersebut untuk memberi rasa nyaman kepada pedagang dan masyarakat.

"Kita ingin berdayakan PKL. Saya tidak ingin mengusir dan menggusur. Mengusir ke tempat yang tidak tahu. Tempat harus baik, kita tata sedemikian rupa supaya tertib, higienis," imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar