Jumat, 06 Januari 2017

Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR) Rakyat Basuki Hadimuljono, bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito dan Menteri Perindustrian Arilangga Hartanto menanam Pohon Pule dan Pohon Kapel di daerah Mata Air Arboretum di Dusun Sumber Brantas, Desa Tulungrejo, Kota Batu, Jumat (6/1/2017).

Penanaman pohon tersebut untuk mendukung pengelolaan daerah konservasi penyelamatan mata air khususnya di Sumber Brantas yang dikelola oleh Perum Jasa Tirta (PJT) I. Demikian dikutip dari keterangan tertulis Kementerian PUPR, Sabtu (7/1/2016).
Foto: Dok. Kementerian PUPR
5 menteri tanam pohon di hulu Sungai Brantas

Sumber Brantas merupakan titik nol Sungai Brantas dengan debit air 2,5 liter per detik. Sementara Arboretum Sumber Brantas merupakan daerah konservasi penyelamatan mata air yang dilakukan oleh PJT 1 di lahan seluas 19 hektar dengan daya tampung penanaman pohon sebanyak 10.000 pohon.

Tujuan daerah konservasi pada Arboretum yaitu untuk melestarikan sumber mata air Sungai Brantas dan pengumpulan berbagai tanaman langka dan tanaman keras lainnya sebagai upaya konservasi kawasan hulu sungai Brantas.
Foto: Dok. Kementerian PUPR
5 menteri tanam pohon di hulu Sungai Brantas

Sebagai BUMN pengelola sumber daya air di 5 Wilayah Sungai (WS) yakni WS Brantas, WS Bengawan Solo, WS Jratunseluna, WS. Serayu Bogowonto dan WS Toba Asahan, PJT I memberi pelayanan air bagi irigasi seluas 1.389.945 ha dengan total nilai ekonomi Rp. 55,87 triliyun.

Menteri Basuki secara khusus menyampaikan apresiasi atas kerja keras Perum Jasa Tirta 1 bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas dalam mengembangkan dan memelihara arboretum Sumber Brantas.
Foto: Dok. Kementerian PUPR
5 menteri tanam pohon di hulu Sungai Brantas

"Selain itu, partisipasi masyarakat dalam konservasi hulu sungai sangat penting. Kita harus kendalikan pengembangan budidaya pertanian dan permukiman di kawasan konservasi dan daerah tangkapan air. Kita tidak menginginkan bahwa berbagai peristiwa bencana banjir akibat kerusakan daerah aliran sungai dapat kita kurangi dengan signifikan, seperti di Garut, Bima dan Bandung," ujar Menteri Basuki.

Selain irigasi PJT I juga melayani untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sebesar 7,95 miliar kWh, melayani air baku Industri dan melayani air baku bagi PDAM.
Foto: Dok. Kementerian PUPR
5 menteri tanam pohon di hulu Sungai Brantas

Selain mendukung pertumbuhan ekonomi, PJT I juga mempunyai tugas dalam pengendalian banjir. PJT I memiliki stasiun pemantauan tinggi muka air yaitu Flood Forecasting and Warning System (FFWS). Upaya pengendalian banjir yang dilakukan oleh PJT I dilakukan dengan pengoperasian bangunan prasarana pengendalian banjir (waduk, tanggul, pintu air) serta didukung peralatan telemetri.

Sungai yang berada diwilayah kerja PJT I dapat dipantau ketinggian air dan curah hujan secara real time dengan peralatan telemetri yang berpusat pengendali di Kantor Pusat Malang. Peralatan telemetri tersebut dapat digunakan untuk memprediksi banjir disepanjang wilayah sungai PJT 1.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar