Kamis, 12 Januari 2017

Otak Pembunuh Mumuh Sempat Minta Persetujuan Warga Basmi Ilmu Sesat

Sukabumi - SRP (46) disebut polisi sebagai otak pelaku pengeroyokan hingga tewas terhadap Mumuh (65) yang dituding sebagai dukun santet. Ia sempat meminta persetujuan warga untuk membasmi ilmu sesat.

Bersama empat temannya, SRP mengeroyok korban hingga tewas tak lama setelah menunaikan salat. Empat orang yang juga sudah ditangkap itu adalah Rsw (32), Jb (25), Ydi (36) dan Dna.

Sebelum melakukan aksi kejinya itu, pelaku sempat mengedarkan surat pernyataan persetujuan kepada ratusan warga pada Selasa (10/1). SRP juga merupakan warga Kampung Cilangkop, Desa Sidamulya Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

"Yang bersangkutan mengedarkan surat pernyataan persetujuan untuk membasmi orang yang mempunyai ilmu hitam. Tak lama setelah itu, korban ditemukan tewas. Pelaku SRP disebut oleh tersangka lainnya sebagai otak pengeroyokan tersebut," kata Kapolres Sukabumi AKBP M Ngajib, kepada detikcom, Kamis (12/1/2017).

SRP kepada polisi mengaku dirinya merasa dendam kepada korban karena pernah mengobati salah seorang anggota keluarganya. Namun tak lama setelah itu keluarganya justru meninggal dunia.

"SRP menuding jika penyebab kematian keluarganya itu karena korban menggunakan ilmu hitam atau santet. Setelah itu isu korban mempunyai ilmu santet dihembuskan SRP kepada warga lainnya," lanjut Ngajib.

Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom
Untuk mencegah konflik berkelanjutan terkait ilmu santet tersebut, Ngajib mengaku telah melakukan pendekatan kepada warga. Dengan demikian warga tidak mudah terprovokasi dengan isu yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya.

"Langkah persuasif sudah kita lakukan, berupa pendekatan-pendekatan termasuk melibatkan tokoh-tokoh alim ulama setempat. Ini kita lakukan untuk mencegah konflik berkelanjutan," sebut Ngajib.

Para pelaku diancam dengan pasal 340 tentang pembunuhan berencana dengan ancaman minimal 20 tahun penjara dan maksimal seumur hidup. Mumuh diketahui tewas dengan kondisi mengenaskan. Dia diduga menjadi korban pengeroyokan sekelompok pemuda di kampungnya. Ia dibunuh karena isu dukun santet yang sengaja diembuskan oleh pelaku kepada warga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar