Surabaya - Tim SAR gabungan dari TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Tagana dan berbagai elemen relawan lainnya, sudah 10 hari melakukan pencarian korban tanah longsor di Dese Kepel, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk. Namun hingga pukul 17.00 wib, hasilnya masih nihil.
"Sudah 10 hari ini kami melakukan pencarian, namun hasilnya masih belum menemukan korban," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Nganjuk Soekonjono, Rabu (19/4/2017).
Ia menerangkan, sekitar 7 hektar terkenal material longsoran di Kepel tersebut. Tim evakuasi sempat mengalami kesulitan medan, karena tempat kejadian bencana longsor sempat menyulitkan masuknya alat berat seperti eskavator.
"Baru empat hari (setelah kejadian), alat berat bisa masuk, karena kondisi medannya yang sulit," tuturnya.
Ia menerangkan, proses PPE (Pencarian, penyelematan dan evakuasi) korban sesuai aturan yakni selama tujuh hari. Karena belum menemukan seorang pun dari 5 orang yang dikabarkan tertimbun longsor, tim berkoordinasi dengan keluarga korban.
"Karena keluarga korban tetap minta sampai ditemukan, maka kami memutuskan ada penambahan tiga hari lagi. Tapi sampai sore hari ini, hari terakhir perpanjangan PPE, kami masih belum menemukan korban," ujarnya.
Saat ditanya lebih lanjut, apakah proses pencarian dan evakuasi korban yang tertimbun longsor ini akan terus dilanjutkan atau dihentikan total, Soekonjono masih melakukan evaluasi.
"Hari ini kita hentikan, karena sejak jam 3 sore tadi hujan deras. Nanti malam kita evaluasi lagi," terangnya sambil menambahkan, berdasarkan ketentuan basarnas, PPE sudah dilakukan penambahan tiga hari.
Bencana longsor di Dusun Dlopo, Desa Kapel, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, pada Minggu (9/4/2017) sekitar pukul 14.00 wib. Akibat longsor tersebut, 5 orang dikabarkan tertimbun longsoran tanah yakni, Kodri (15) warga Dusun Sumber Benda, Doni (23) warga Dusun Sumber Benda, Dwi (17) warga Dusun Sumber Benda, Bayu (14) warga Dusun Sumber Benda, serta Paidi (55) warga Dusun Njati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar