Akibat penganiayaan ini, adik kandung mantan Wakapolda Sulsel Irjen Syahrul Mamma itu mengalami luka di pelipis kiri dan harus mendapat perawatan di RS Siloam Makassar.
Menurut Salim kepada wartawan di RS Siloam, saat itu ia sedang minum kopi bersama sejumlah perwira Polri di Warkop Dotttoro. Tiba-tiba datang sejumlah anggota POM TNI AL ke depan warkop yang persis berada di pinggir pintu masuk jalan tol dari arah Pelabuhan Makassar itu untuk menggembosi ban mobilnya.
Melihat ban mobilnya akan digembosi, Salim merasa jengkel karena dihalangi untuk memindahkan mobilnya. Saat itulah ia mengaku dianiaya oleh sejumlah anggota POM TNI AL. Uniknya, penganiayaan ini disaksikan sejumlah aparat kepolisian yang sedang minum kopi. Setelah dianiaya, Salim pun dibawa ke RS Siloam.
"Saya diseret seperti binatang. Sudah saya katakan akan saya pindahkan mobil saya, tapi dihalangi. Saya katakan, saya keluarga jenderal. Sikap oknum tersebut tidakBOLEH begitu. Anak saya juga perwira, harus saling menghargai. Masyarakat tidak akan lawan kamu karena pakai seragam," tutur Salim.
Selain Salim, Muhammad Said, seorang pengunjung warkop lainnya, mengaku mengalami penganiayaan oleh oknum POM TNI AL. Said diketahui berprofesi sebagai pengusaha perikanan dan ayah anggota DPRD Makassar Saharuddin Said. Ia juga dirawat di sebuah rumah sakit akibat terkena bogem oknum aparat tersebut.
Terkait pengakuan Salim, Komandan Lantamal VI Laksamana Pertama TNI AL Yusup dalam keterangan pers di kantornya membantah ada pemukulan yang dilakukan anggotanya saat melakukan penertiban parkir mobil di sekitar Jalan Satando, yang berjarak sekitar 100 meter dari Mako Lantamal VI.
"Tidak ada dari TNI yang melakukan paksaan untuk memindahkan mobil itu. Tidak ada juga pemukulan terhadap Salim Mamma. Waktu itu POM AL hanya melakukan penertiban parkir," ujar Yusup.
Komandan Lantamal VI Laksamana Pertama TNI AL Yusup. (M Nur Abdurrahman/detikcom)
|
Yusup menambahkan, saat itu anggotanya beberapa kali meminta korban memindahkan mobilnya. Operasi penertiban itu dilakukan terkait maraknya parkir liar di jalan menuju Mako Lantamal VI dan pintu masuk jalan tol, serta depo BBM Pertamina.
"Saat diminta anggota untuk pindahkan mobilnya, tidak mau. Dia katakan dia keluarga jenderal, saya Dan Lantamal juga jenderal. Di era sekarang tidak boleh berbuat semena-mena, harus berbuat sesuai aturan berlaku, didesak lagi, tolong pindahkan, tetap tidak mau. Dia ngaku wartawan, dia ngaku keluarga jenderal. Memangnya bisa berbuat macam-macam kalau jenderal," pungkas Yusup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar