Selasa, 20 Desember 2016

Kemenristek Dikti Kirim Ilmuwan Kelas Dunia ke Universitas Jember

Jember - Universitas Jember mendapat kunjungan ilmuwan kelas dunia. Kunjungan ini merupakan program Visiting World Class Professor dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

Ilmuwan kelas dunia tersebut adalah Dr. Oki Muraza, associate professor Teknik Kimia yang saat ini berkarir di King Fahd University of Petroleum and Minerals, Arab Saudi. Dalam enam tahun terakhir, Dr. Oki sebagai principal investigator telah berhasil memenangkan berbagai dana penelitian di Arab Saudi senilai Rp 63 miliar dan memperoleh Paten Amerika dari penelitiannya.

Selama tiga hari terhitung mulai hari ini, Dr. Oki memberi dua kuliah umum di Aula Lantai III Gedung Dr. R. Achmad Rektorat Universitas Jember. Dia menyampaikan materi mengenai perkembangan teknologi pembuatan bahan bakar nabati dari berbagai sumber bahan baku alami, termasuk sampah pertanian.

"Topik-topik penelitian yang dikupas antara lain potensi pantai Jember, pembuatan biodiesel dari rumput laut, bioethanol dari ganggang laut, gasifikasi biomassa, perbaikan keekonomian pabrik biodiesel dengan mengolah glycerol," kata Oki kepada detikcom, Selasa (20/12/2016).

Menurut peraih gelar PhD dari TU Eindhoven (2009) dan Master dari TU Delft (2004) Belanda itu, kestabilan katalis dalam air panas dan uap air adalah kunci untuk mengubah sampah pertanian dan biomassa menjadi bahan bakar cair.

"Potensi lainnya di Jember adalah produksi biomethane dari biogas, di mana biogas dihasilkan dari sampah ternak," imbuhnya.

Foto: Istimewa


Ditambahkannya, ethanol dari pabrik gula Semboro, Jember, juga dapat dikonversi menjadi butanol atau gasoline, dikenal sebagai bahan bakar cair yang lebih diterima kalangan otomotif daripada ethanol.

Oki mengatakan, dirinya adalah salah satu dari puluhan ilmuwan diaspora Indonesia yang dikirim Kemenristek Dikti sebagai gebrakan menuju berbagai universitas di tanah air.

"Selain potensi non-pangan seperti bahan bakar nabati, Jember juga memiliki potensi pengolahan hasil pertanian yang sangat besar untuk ketahanan pangan, termasuk fermented cassava flour/fercaf (tepung singkong terfermentasi, red)," tuturnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar