Kuala Lumpur - Myanmar menghadapi ancaman serangan dari militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang direkrut dari kawasan Asia Tenggara. Serangan itu dilaporkan demi mendukung minoritas muslim Rohingya yang tertindas di Rakhine, Myanmar.
Informasi itu diungkapkan oleh Kepala Divisi Antiterorisme Kepolisian Malaysia, Ayob Khan Mydin Pitchay, dalam wawancara dengan media setempat seperti dilansir Reuters, Rabu (4/1/2017).
Ayob Khan menyebut, otoritas Malaysia pada Desember 2016 lalu telah menahan seorang pengikut ISIS yang berencana berangkat ke Myanmar untuk melakukan serangan teror. Pengikut ISIS itu disebut berkewarganegaraan Indonesia namun identitasnya tidak disebut oleh Ayob Khan.
Baca juga: Polisi Malaysia Hubungi Mabes Polri Bahas WNI yang Ditangkap Terkait ISIS
WNI pengikut ISIS itu menjalani sidang dakwaan pada Rabu (4/1) waktu setempat, atas tuduhan kepemilikan material berkaitan dengan kelompok teroris. WNI ini terancam hukuman 7 tahun penjara atau hukuman denda. Dia ditangkap bersama 6 tersangka lainnya yang dicurigai terkait dengan ISIS.
Ayob Khan menyebut, akan ada lebih banyak militan yang mengikuti jejak tersangka WNI itu demi mendukung warga Rohingya. "Dia berusaha melakukan jihad di Myanmar, bertempur melawan pemerintah Myanmar demi warga Rohingya di negara bagian Rakhine," sebut Ayob Khan.
Sejak Oktober tahun lalu, militer Myanmar melancarkan operasi di Rakhine yang menjadi tempat tinggal minoritas Rohingya. Operasi militer yang dilaporkan sarat kekerasan itu memaksa puluhan ribu warga Rohingya mengungsi ke Bangladesh, negara tetangga Myanmar.
Baca juga: Malaysia Tahan 5 Orang Termasuk WNI yang Terkait ISIS dan Al-Qaeda
Para pakar keamanan menyebut, konflik di Rakhine berpotensi memancing militan untuk memperluas jaringan dari Filipina ke Indonesia dan Malaysia. Perluasan ini bisa melibatkan militan yang masih terkait dengan jaringan ISIS di Irak dan Suriah. Sejumlah besar warga Indonesia, Malaysia dan Filipina pergi bergabung dengan ISIS dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan ISIS mengklaim beberapa serangan atau yang terkait dengan rencana serangan yang digagalkan di ketiga negara itu.
"Ada kemungkinan besar bahwa warga muslim, baik dari IS (nama lain ISIS) atau kelompok lain, akan menemukan cara untuk pergi ke Myanmar membantu saudara muslim Rohingya," sebut Ayob Khan.
Secara terpisah, dalam laporan soal penyerangan pos keamanan perbatasan di Rakhine pada Oktober tahun lalu, juru bicara pemerintah Myanmar Zaw Htay menuturkan kepada Reuters, bahwa tidak ada bukti kehadiran ISIS di Rakhine maupun keterkaitan ISIS dalam serangan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar