Rabu, 11 Januari 2017

Rusia Punya Video Trump Tonton PSK Beraksi di Hotel Mewah Moskow

Washington DC - Terungkap! Intelijen Rusia ternyata memiliki material kotor soal Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Material itu berupa rekaman video saat Trump menonton pekerja seks komersial (PSK) beraksi di kamar hotel yang sama yang ditempati keluarga Presiden Barack Obama saat berkunjung ke Moskow.

Dilaporkan sejumlah media AS, termasuk CNN, seperti dilansir Daily Mail, Rabu (11/1/2017), material itu didasarkan pada beberapa memo yang dikumpulkan oleh seorang mantan agen intelijen Inggris, yang dianggap 'kredibel' oleh komunitas intelijen AS.

Material yang diberi nama 'kompromat', bahasa Rusia untuk 'material menjanjikan' itu termasuk dalam penjelasan keamanan yang diberikan Direktur Intelijen Nasional AS James Clapper kepada Trump pada Jumat (6/1) lalu. Penjelasan itu termasuk kesimpulan intelijen AS bahwa Rusia berusaha 'bermain kotor' dengan politikus Partai Republik juga Partai Demokrat, namun hanya merilis informasi negatif soal Partai Demokrat via bocoran di situs WikiLeaks.

Secara terpisah, media internet ternama AS, Buzzfeed, merilis material setebal 35 halaman itu pada Selasa (10/1) waktu setempat. Ditekankan oleh Buzzfeed sendiri, konten material itu tidak bisa diverifikasi secara independen. Terdapat salah ketik pada beberapa bagian material itu.

Baca juga: Menantu Trump Jadi Penasihat Gedung Putih dan Tidak Digaji

Memo yang dirilis Buzzfeed itu menunjukkan Rusia telah mendorong, mendukung dan membantu Trump setidaknya lima tahun terakhir. Sama seperti informasi CNN, Buzzfeed menyebut memo yang dirilis itu dikumpulkan mantan agen intelijen Inggris dan dipersiapkan untuk musuh-musuh politik Trump.

Memo itu, sebut Buzzfeed, menyatakan Trump pernah menolak pemanis kesepakatan real estate di Rusia yang diatur Kremlin, atau istana kepresidenan Rusia, untuk mendukung Trump. Di sisi lain, Buzzfeed menyebut, Rusia berupaya 'mengeksploitasi' obsesi personal dan kegemaran Trump pada seks.

Memo itu juga merujuk 'perilaku cabul' Trump di presidential suite Hotel Ritz-Carlton di Moskow, yang menjadi tempat menginap Presiden AS Barack Obama dan Ibu Negara Michelle beberapa waktu lalu. Memo itu menyebut Obama dan Michelle sebagai sosok yang dibenci Trump.

"Yang dia (Trump-red) benci," tulis memo itu soal Obama dan Michelle di mata Trump.

Baca juga: Obama: Kepresidenan AS Bukan Bisnis Keluarga

Memo itu mengutip seseorang yang disebut 'sumber D' yang menyebut perilaku cabul Trump, termasuk menyewa PSK untuk melakukan aksi seks di depan Trump. Disebutkan juga bahwa hotel itu berada di bawah pengawasan intelijen Rusia atau FSB yang memasang kamera dan mikropon tersembunyi.

Tidak hanya itu, memo itu juga mengutip sumber pejabat intelijen Rusia yang enggan disebut namanya, yang mengatakan ada cukup informasi untuk memeras Trump. Menanggapi laporan ini, Trump telah memberikan tanggapan via Twitter. Dengan tegas, Trump membantah klaim itu.

"BERITA PALSU - JELAS SEBUAH PERBURUAN PENYIHIR BERBAU POLITIK!" tulis Trump. Perburuan penyihir atau witch hunt merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menyudutkan seseorang atau kelompok yang memiliki pandangan tidak biasa atau tidak populer.

Laporan CNN didasarkan oleh keterangan empat reporter, termasuk pengungkap skandal Watergate, Carl Bernstein. Bernstein menyebut memo intelijen itu didapatkan seorang pensiunan agen intelijen Inggris, MI6, atau Dinas Intelijen Rahasia (SIS). Mantan agen MI6 itu, disebut Bernstein, dipekerjakan oleh perusahaan penelitian oposisi politik AS, yang pernah bekerja untuk Partai Republik dan kemudian untuk Partai Demokrat.

Baca juga: Intelijen AS: Putin Telah Membantu Trump Menangi Pilpres AS

Seorang diplomat Inggris di Rusia kemudian secara tidak diduga mengetahui aktivitas mantan agen MI6 itu. Diplomat ini meneruskan informasi yang didapatnya kepada Senator Arizona, John McCain, yang juga dikenal sebagai pengkritik keras Rusia. Oleh McCain, informasi ini diteruskan secara personal kepada Direktur FBI James Comey.

Sementara itu, reporter NBC, Tom Winter, menyebut informasi soal Trump ini telah 'dijajakan' kepada sejumlah wartawan AS sejak musim panas lalu, namun tidak pernah ada yang mengulasnya menjadi berita. Tidak diketahui pasti media AS mana saja yang ditawari informasi ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar