Sabtu, 08 April 2017

Cerita Jimly Soal Keponakannya Berhenti Kerja dan Celana 'Ngatung'

Jakarta - Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie bicara soal pluralisme dan islam dalam sebuah forum. Jimly bercerita soal keponakannya yang kemudian keluar dari pekerjaannya dan memakai celana 'ngatung'.

"Saya ini mengalami, keluarga saya, keponakan saya kalau kerja pakai dasi. Satu hari kenalan dengan pengajian, satu minggu kemudian lepas dasi. Sesudah satu bulan, dia berhenti kerja. Saya tanya kenapa? 'Itu lingkungan kerjanya kafir semua'. Akhirnya 3 bulan kemudian, celananya sudah ngatung. Ini orang korban. Dan korban seperti itu banyak sekali," ungkap Jimly berkisah dalam forum bertajuk 'Indonesia di Persimpangan Negara Pancasila Vs Negara Agama' di Hotel Aryaduta, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (8/4/2017).

Fenomena pluralisme agama seperti itu dinilai Jimly masuk ke dalam kategori masalah yang serius bila menyangkut kehidupan bersama. Namun, Jimly memandang setiap orang punya keyakinan yang berbeda-beda.

"Jadi ini satu masalah yang sangat serius, di masing-masing agama itu ada. Sepanjang menyangkut kehidupan bersama sebagai bangsa," tuturnya.

Bila dirunut, menurut Jimly, masalah pluralisme menjadi suatu hal yang segmented. Jimly menyebut ada wilayah di Indonesia yang punya keyakinan segmented, misalnya seperti di Bali yang mayoritas masyarakatnya menganut agama Hindu.

"Tuhan bersama itu universal god yang kita sebut sendiri, tapi itu adalah dzat yang sama, hanya saja kita meyakini masing-masing. Dia dzat yang kita percaya menciptakan manusia dan makhluk lainnya. Jadi pluralisme itu sudah sejak lama, dan itu sudah sejak lama menjadi permasalahan," imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar