Senin, 03 April 2017

Aksi Ricuh Wakil Rakyat yang Jadi Langganan di Senayan

Jakarta - Sidang paripurna DPD Senin (3/4/2017) ini diwarnai kericuhan. Tak cuma argumentasi lisan, para anggota juga saling dorong-mendorong. Kericuhan tersebut bermula saat senator asal Jawa Timur Ahmad Nawardi protes soal putusan rapat. 

Akibat aksi dorong-mendorong, salah satu anggota DPD terjatuh. Keadaan pun tak kondusif. Ada yang menyuarakan azan hingga selawat. 

Aksi dorong-dorongan anggota DPD.
Kejadian tersebut bukanlah yang pertama kali terjadi di kompleks parlemen Senayan. Tempat yang menjadi kantor para wakil rakyat bekerja ini sudah acapkali diwarnai dengan aksi kericuhan saat melakukan sidang. 

Berikut sejumlah kericuhan yang mewarnai sidang anggota dewan yang dihimpun detikcom: 

1. Rapat Paripurna Pengunduran Diri Panglima TNI Dihujani Interupsi

Rapat Paripurna DPR RI membahas pengunduran diri Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto diwarnai keributan. Aksi ini terjadi pada 2004 lalu. Rapat diketuai oleh Ketua DPR Agung Laksono dan dihadiri 305 dari 547 anggota dewan. Rapat membahas surat presiden No.32/Pres/10/2004.

Saat itu kubu dari Koalisi Kebangsaan meminta dibentuk Pansus dan 6 parpol yang pro SBY minta untuk ditunda. 6 fraksi setuju memroses pengunduran diri Panglima TNI sesuai prosedur dan tatib yang berlaku serta menunggu alat kelengkapan dewan

Fraksi tersebut F-PPP, F-PKB, F-PAN, F-PD dan F-PKS dan Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi yang merupakan gabungan partai PNI PNI Marhaenisme, PBB, Pelopor, PPDK dan PPDI.

Kericuhan terjadi usai Mahfud MD dari fraksi PKB membacakan tanggapan fraksi. Ia dianggap menyinggung Panda Nababan dari fraksi PDIP. Rapat juga dihujani oleh interupsi dan celetukan tak etis. 

2. Aksi Dorong di Rapat Paripurna RUU Pilkada

Pada September 2014 lalu, rapat paripurna soal RUU Pilkada juga berlangsung ricuh. Kericuhan akibat ketukan palu pemimpin rapat, Priyo Budi Santoso yang memutuskan dua opsi voting untuk RUU Pilkada. 

Para anggota DPR langsung bereaksi dan meminta keputusan Priyo dicabut. Bahkan mereka sampai berteriak di dalam ruangan terhormat itu. 

"Cabut dulu pimpinan! Cabut omongan tadi!" teriak anggota Fraksi PDIP Arya Bima.

Tak puas hanya berteriak, anggota dewan lainnya yakni Maruarar SIrait bahkan melompat batas dan naik ke panggung pimpinan rapat. Aksi itu diikuti oleh anggota lainnya seperti anggota Fraksi PKS Indra, Wakil Ketua Fraksi PPP Ahmad Yani dan Wakil Ketua Fraksi Golkar Aziz Syamsuddin. 

3. Dorong-dorongan Anggota Dewan di Meja Pimpinan

Aksi dorong-dorongan juga kembali terjadi di sidang paripurna DPR. Bahkan dilakukan di depan meja pimpinan. 

Kericuhan diawali dengan satu politikus PDIP yang naik ke mimbar pimpinan DPR. Ia ingin berbicara langsung dengan pimpinan DPR, Popong Utje Djundjunan. 

Sempat ada beberapa anggota lain yang menahan aksi politikus. Namun anggota lainnya protes dan ikut merangsek ke meja pimpinan DPR. 

4. Meja Politisi PPP Dibanting Saat Paripurna DPR

Sejarah kericuhan saat sidang paripurna DPR juga 'ditorehkan' saat membahas keabsahan susunan anggota komisi yang diajukan 2 pengurus PPP pada Oktober 2014 lalu. 

Saat itu, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyatakan susunan anggota komisi yang sah adalah yang diajukan Epyardi dari kubu Suryadarma Ali. 

Politisi PPP, Hasrul Azwar kemudian menyanggah pernyataan tersebut. Sebab menurutnya, kepengurusan yang sah adalah yang diketuai Romahurmuziy. Kericuhan tak terbendung. Wakil Ketua DPR Agus Hermanto mengatakan pimpinan hanya mengakui susunan anggota komisi yang diajukan Suryadarma. Sidang pun di-skors. 


Meja politikus PPP dibanting hingga jatuh. Meja politikus PPP dibanting hingga jatuh. Foto: Dok. detikcom


Setelah di-skors, meja dari tempat duduk Romahurmuziy dan Hazrul Anwar dibanting. Selain itu gelas di meja tersebut juga hancur berantakan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar