Yogyakarta - Aksi pembakaran rumah dan penganiayaan terhadap korban Sutatman (Sebelumnya ditulis Sukatman) oleh anak dan menantunya di Sleman membuat trauma seluruh keluarga. Anggota keluarga belum ada yang berani kembali ke rumah. Mereka ada yang memilih tinggal di rumah tetangganya.
Rumah korban yang berada di Dusun Jambu Bangkong Desa Wukirsari Kecamatan Cangkringan, Sleman masih terlihat beberapa bagian ada bercak darah korban. Bau hangus dan gosong sebuah lemari dan kasur tercium kuat.
"Ini bekas darah bapak, saya baru sekali datang lagi ke rumah ini. Masih takut, trauma," ujar anak sulung Sutatman, Eko Paparnugroho (37), kepada wartawan di rumahnya, di Dusun Jambu Bangkong, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Jumat (14/4/2017).
Eko menunjukkan salah satu kamar yang hangus terbakar. Sebuah lemari dan kasur habis dilalap api. Di dinding bagian luar dan ruang tamu ada bercak darah, jejak telapak tangan ayahnya Sutatman.
"Saya masih tidur di rumah tetangga, masih nggak berani, SP masih belum ditangkap. Saya masih takut kalaudia datang lagi," imbuhnya.
Puteri kedua Sutatman, WW (35) bersama suaminya SP bersekongkol dengan tetangganya AW membakar rumah tempat tinggal ayahnya pada Kamis (14/4) pagi. Sebelumnya, SP membekap adik iparnya, Tri Puji (30) yang memergoki aksi mereka.
Sementara itu Tri Puji menceritakan, SP membekap dan menyumpal mulutnya dengan plastik dan palu.
"Tapi saya gigit tangan dia (SP), saya jadi bisa kabur lari ke rumah tetangga untuk minta tolong," cerita Tri saat ditemui di RS Panti Nugroho, Jl Kaliurang, Pakem, Sleman. Saat ini Tri masih menemani ayahnya yang dirawat.
Tri juga mengaku masih takut kembali ke rumah. Begitu juga dengan ayahnya yang masih terbayang-bayang peristiwa saat itu.
"Bapak kalau malam, mau tidur tiba-tiba teriak minta tolong, masih trauma," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar