Minggu, 02 April 2017

Benda Kuno Hilang, Asosiasi Museum Minta Polisi Tangkap Pelaku

Jakarta - Ketua Asosiasi Museum Indonesia (AMI), Putu Supadma Rudana mengutuk hilangnya sejumlah benda sejarah koleksi Museum Sang Nila Utama di Pekanbaru. Putu juga meminta agar polisi segera menangkap pelaku di balik hilangnya benda-benda bersejarah itu.

"Saya sangat menyesalkan hilangnya sebuah warisan budaya Indonesia dari Museum Sang Nila Utama di Riau. Ini merupakan kejahatan yang lebih berat dari korupsi, karena benda-benda pusaka tersebut tidak ternilai harganya bagi bangsa ini," ujar Putu kepada detikcom, Minggu (2/4/2017).

Ada pun benda-benda yang dilaporkan hilang kepada pihak kepolisian ada 7 koleksi dari Museum Sang Nila Utama. Namun Putu menyebut ada 8 benda kuno yang hilang dari museum milik Pemprov Riau itu, yakni 4 bilah Keris khas Melayu, pedang Melayu Sondang, Piring celadon emas, Kendi peninggalan zaman VOC, dan Kendi Janggut.

Kerugian atas hilangnya benda bersejarah itu ditaksir mencapai Rp 54 juta lebih. Namun menurut Putu, nilai benda-benda bersejarah itu melebihi dari taksiran tersebut.

"Taksiran harga ini tentu sangat melecehkan dan sama sekali tidak memiliki sense of history and culture value. Koleksi museum yang hilang merupakan representasi khasanah kebudayaan nasional sebagai identitas dan jati diri bangsa," jelas Wasekjen Partai Demokrat itu.

Baca Juga: Benda Kuno di Museum Riau Hilang, dari Keris Hingga Kendi VOC

"Itu diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. Oleh karena itu kami (AMI) berharap pihak kepolisian segera menangkap pelakunya, dan memberikan hukuman yang seberat-beratnya," lanjut Putu.

AMI juga mengharapkan agar kasus serupa tidak terulang kembali. Hilangnya benda-benda kuno dari Museum Sang Nila tersebut dilaporkan sepekan setelah peristiwa terjadi.

Humas Polresta Pekanbaru, Ipda Dodi Vivino sebelumnya mengatakan benda kuno bersejarah hilang pada 13 Maret 2017. Namun kasus kehilangan benda antik itu baru dilaporkan secara resmi ke Polresta Pekanbaru pada Senin (20/3). 

"Atas laporan kehilangan tersebut, kini masih penyelidikan. Pihak Museum mengklaim nilai kerugian ditaksir Rp 54.416.667," kata Dodi, Selasa (21/3). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar