Depok - Tim Advokat Pembela Ulama menegaskan aksi 313 yang digagas Forum Syuhada Indonesia (FSI) tidak bermaksud untuk menggoyang pemerintah. FSI dibentuk oleh sejumlah ormas Islam, bukan Luhut Binsar Pandjaitan.
"Saya mau klarifikasi bahwa Forum Syuhada Indonesia (FSI) itu bukan besutan Luhut Binsar Pandjaitan seperti yang sudah diviralkan," tegas anggota tim Advokat Pembela Ulama Dahlia Zein dalam konferensi pers di Hotel Bumi Wiyata, Jl Margonda Raya, Depok, Sabtu (1/4/2017).
Dahlia menyebut FSI murni bentukan dari sejumlah ormas Islam. FSI dibentuk karena kesamaan visi-misi untuk membela Tanah Air.
"Itu murni dibentuk berdasar ormas-ormas Islam yang ingin bentuk FSI, jadi bukan besutan atau apa pun. Karena ada pernyataan dari saudara Diko bahwa 'saya adalah anak Indonesia asli yang mencintai dan membela tanah air tanpa harus jadi remote dari penguasa'. Itu statementnya beliau (Diko)," jelas Dahlia.
FSI dan ormas lainnya menurut Dahlia bertemu dua kali di markas besar FSI, Jl Menteng Raya 40, Jakarta Pusat untuk persiapan aksi 313. Tapi tidak ada pembicaraan untuk menggulingkan pemerintahan yang sah.
"(Pembicaraan dalam pertemuan) untuk masalah logistik, teknis demolah (313)," ujar Dahlia.
Sementara polisi mempermasalahkan pertemuan para aktivis di Jl Dr Saharjo, Jaksel, pada Kamis (30/3). Dalam pertemuan itu juga hadir Amien Rais.
"Yang dipermasalahkan yang konferensi pers di Jl Dr Saharjo, ada Pak Amien Rais juga datang sebelum aksi itu. Besoknya aksi, sorenya (sebelum aksi) ada konferensi pers," katanya.
Menurut Dahlia, tuduhan makar terhadap 5 tersangka terlalu mengada-ada.
"Mana ada sih makar konpers, itu aja udah. Kembali seperti statement saya untuk perkara Sri Bintang Pamungkas dan Rachmawati, mana ada orang mau makar tapi melakukan konpers dan undangannya diviralkan. Buktikan saja, jangan sampai polisi malu kepada apa yang sudah terjadi," kata Dahlia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar