Minggu, 09 April 2017

Kata Warga Tentang Pengosongan Rumah untuk Proyek KA Bandara

Jakarta - Warga Manggarai, Jakarta Selatan, berbicara terkait adanya surat pemberitahuan pengosongan dan pembongkaran bangunan untuk proyek Kereta Api Bandara Soekarno Hatta-Manggarai. Pemberitahuan telah disampaikan oleh PT KAI sejak bulan Maret lalu.

Awal Maret, warga diberitahu mengenai proyek kereta bandara ini dan akan diadakan sosialisasi di Stasiun Manggarai. Perwakilan dari warga yang dinamakan Tim 9 menghadiri kegiatan tersebut.

"Bulan Maret kasih surat buat warga sosialisasi untuk rapat di Stasiun Manggarai. Yang ke sana itu Tim 9," ujar salah seorang warga Manggarai, Siti Sukaesih di Jl DR Saharjo 1, Manggarai, Jaksel, Minggu (9/4/2017).
Kata Warga Tentang Pengosongan Rumah untuk Proyek KA BandaraFoto: Kanavino Ahmad Rizqo/detikcom

Setelahnya, Sukaesih pun pernah didatangi lagi oleh petugas PT KAI untuk diukur bangunan rumahnya. Namun menurutnya, petugas itu langsung masuk dan tak pernah memberikan pemberitahuan sebelumnya.

"Ya Allah, saya tidak bohong, masuk langsung geruduk saja, enggak ada salam, langung ngukur. Itu mau bongkar katanya," tuturnya.

Ketiga kalinya, Sukaesih juga didatangi lagi oleh petugas dan disuruh untuk menandatangani surat pemberitahuan tentang rapat di Cikini. Dia menolak sebab semua persoalan tentang Manggarai telah diserahkan kepada Tim 9.

"Saya didatengin lagi, saya didatengin, waktu itu tidak ada orang, ibu katanya siapa? Dia tidak tahu nama saya, saya Siti Sukaesih," tutur Sukaesihm

"Bu jangan ditunda, biar saya enak ibu enak. Saya bilang, saya tidak mau tandatangan, saya punya Tim 9. Saya tunggu Tim 9 lagi rapat. Dia maksa, 'ibu gimana sih, ibu kan yang punya'. Walaupun saya yang punya, kan sudah ada Tim 9," katanya.

Sukaesih mengaku heran mengapa petugas memaksa dia untuk meneken surat dan datang di saat tidak ada orang. Sukaesih pun langsung melapor hal tersebut kepada Tim 9.

Sementara itu, Sukaesih juga berharap kalaupun rumahnya dibongkar, dia meminta untuk diganti rugi. Dia mengaku selalu bayar pajak rumah setiap tahunnya. 

"Kita harus punya rumah, ya harus punya ramah lagi. Saya bayar pajak setiap tahun. Kalau tidak bayar pajak, ditegur," ujarnya.

Sementara itu, kondisi di posko hari ini masih terlihat ramai. Banyak warga berjaga-jaga karena dikhawatirkan rumahnya akan digusur pada saat mereka lengah.

Suasana keakraban pun terlihat di antara warga yang ada di lokasi. Mereka terlihat santap siang bersama dengan berbagai makanan yang telah disajikan oleh ibu-ibu sekitar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar