Bantuan yang disalurkan untuk korban bencan alam di Ponorogo senilai Rp 1,34 Miliar, dengan rincian Rp 832 juta berupa bantuan logistik terdiri dari paket lauk pauk, peralatan keluarga, tempat makanan, selimut , matras, tenda gulung, tenda keluarga dan sandang paket.
"Sementara sisanya disiapkan untuk santunan ahli waris korban meninggal atau hilang, masing-masing Rp 15 juta dan maksimal Rp 5 juta untuk korban luka," kata Khofifah saat di posko tanggap darurat longsor di Ponorogo, Minggu (2/4/2017).
"Jadi sesuai dengan rencana aksi nasional penanggulangan bencana, kemensos itu klusternya pada saat tanggap darurat, utamanya pada penyiapan logistik dan dapur umum," tambahnya.
Di sisi lain saat ini pihaknya juga menyiapkan bantuan jaminan hidup (jadup) bagi warga yang menjadi korban tanah longsor, dengan nominal Rp900 ribu per orang. Bantuan itu akan diberikan untuk para korban yang sudah di tetapkan oleh bupati melalui surat keputusan (SK).
"Bantuan bisa dicairkan setelah tangap darurat selesai. Tanggap darurat maksimal kan 14 hari setelahnya, ini bagi mereka yang rumahnya rusak berat maupun yang tertimbun," imbuhnya.
Selain menjamin itu, pihaknya juga menyalurkan langsung santunan kepada ahli waris korban meninggal dunia yang telah berhasil diidentifikasi. Diharapkan bantuan itu bisa meringankan beban anggota keluarga yang ditinggalkan.
"Kita semua bersedih, karena masih ada banyak korban yang terkubur, namun ada dua yang sudah berhasil dievakusi dan diidentifikasi, semoga mereka yang meninggal dunia khusnul khotimah," ujarnya.
Sementara Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial, Harry Hikmat mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat yg terdampak Kemensos mendorong Pemkab segera menerbitkan SK tanggap darurat.
Sehingga cadangan beras pemerintah (CBP) sebesar 100 ton bisa segera dicairkan, bahkan apabila masih terjadi kekurangan akan mendapatkan suntikan dari CBP provinsi maupun Kemensos.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar