Segelintir anak muda tergabung dalam komunitas Pustaka Berjalan (Puber) Garut ini pada Minggu pagi rutin mangkal di area Car Free Day (CFD) Alun-alun Kota Garut, Jalan Dewi Sartika. Bermodalkan puluhan aneka judul buku hasil sumbangan dan koleksi pribadi, mereka mengajak warga untuk menumbuhkan budaya literasi.
Adalah Muhammad Dzikrillah (22) dan Dicki Lukmana (22). Dua mahasiswa Universitas Garut tersebut mencetuskan pendirian pustaka berjalan.
"Awalnya kami lihat, di Garut ini sebenarnya minat baca anak muda itu tinggi. Tapi di sini kan tidak seperti di kota besar, cari buku yang bagus di Garut itu susah. Ya kami berinisiatif membuka lapak baca buku gratis bagi siapa saja, ungkap Dzikri kepada detikcom di Alun-alun Garut, Minggu (2/4/2017).
Sejak dirintis pada awal 2017 lalu, Puber Garut makin dikenal dan diminati masyarakat. Tiap minggunya di area CFD, sambung Dzikri, jumlah pengunjung datang ke lapak untuk membaca buku terus meningkat.
Ragam bacaan yang disajikan di lapak beralaskan plastik ini bervarisai, mulai komik khusus anak-anak, majalah, hingga buku sejarah dan novel.
Sejak dirintis pada awal 2017 lalu, Puber Garut makin dikenal dan diminati masyarakat. Foto: Hakim Ghani
|
Hadirnya pustaka berjalan, Dzikri berharap angka kebodohan dan buta huruf di Garut bisa berkurang. Ia dan kawan-kawannya berambisi meningkatkan minat baca di kalangan anak dan remaja Garut.
"Ya meskipun kita hanya alakadarnya seperti ini, saya hanya berharap orang-orang bisa gemar membaca, angka kebodohan bisa dikurangi. Meskipun kami hanya ngelapak satu minggu sekali, ini ialah sedikit bukti pengabdian kami kepada negara ini," ujar Dzikri.
Ia menambahkan, Puber yang dikelolanya siap eksis berkeliling ke tiap pelosok desa di Garut untuk berbagi ilmu pengetahuan kepada warga.
"Ke depannya, kami tiap minggu akan berkeliling ke desa-desa. Kasihan kan mereka, rata-rata ekonominya menengah bawah, bahkan di Garut juga ada kampung yang warganya buta huruf. Kami akan jemput bola ke sana," ujar Dzikri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar