Kamis, 30 Maret 2017

Ritual Ngangsu Banyu, Solidaritas untuk Yu Patmi Kendeng

Klaten - Warga dan aktivis lingkungan di Klaten, Jateng, melakukan aksi solidaritas untuk Yu Patmi, warga di Pegunungan Kendeng, yang meninggal dalam aksi menolak pabrik semen di daerahnya. Mereka melakukan ritual ngangsu banyu dan doa bersama untuk arwah Yu Patmi, Kamis (30/3/2017) pagi hingga malam.

Warga melakukan ritual ngangsu banyu atau mencari air di umbul Sigedang, Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (30/1). Umbul atau sumber mata air menjadi fokus ritual karena persoalan yang terjadi pada penolakan pabrik semen oleh warga Kendeng adalah hilangnya sumber air warga setempat.


Foto: Muchus Budi R/detikcom

Ritual berupa mengambil air di tujuh umbul sebagai bentuk tradisi masyarakat setempat menjaga bumi, air, dan lingkungan. Selain Sigedang, para peserta aksi juga mengambil air dari enam sumber mata air lain yakni di umbul Susuhan, umbul Jolotundo, umbul Gedaren, umbul Nilo, umbul Pelem dan umbul Manten.


Foto: Muchus Budi R/detikcom

Menyiramkan air kepada peserta kirab sebagai bentuk dimaknai sebagai upaya penyucian diri, sekaligus komitmen untuk menjaga bumi, air dan lingkungan.


Foto: Muchus Budi R/detikcom

Peserta aksi menuju lokasi doa bersama sambil membawa air tujuh umbul yang telah diambil sebelumnya.


Foto: Muchus Budi R/detikcom

Kembul atau makan nasi tumpeng bersama warga setempat setelah didoakan, termasuk memanjatkan doa-doa khusus untuk arwah Yu Patmi.


Foto: Muchus Budi R/detikcom

Peserta kirab menaburkan bunga di depan foto Yu Patmi, petani Kendeng, Rembang, yang meninggal dunia saat melakukan aksi penolakan pabrik Semen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar