Permintaan tersebut disampaikan saat Jokowi meresmikan delapan pembangkit listrik Mobile Power Plant (MPP) dengan total kapasitas 500 MW di Desa Jungkat, Kecamatan Siantan, Kabupaten Mempawah, Kalbar, Sabtu (18/3), seperti dikutip dari Antara.
Dalam siaran pers PT PLN (Persero) disebutkan pejabat yang hadir dalam peresmian antara lain Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Gubernur Kalbar Cornelis, dan Dirut PLN Sofyan Basir.
Pada peresmian tersebut, Jokowi mengatakan PLN telah menempati komitmennya menyelesaikan pembangunan MPP sesuai target.
Lihat juga:PLN Siap Garap 16 Proyek Listrik Rp21,1 Triliun |
Keseluruhan pembangkit tersebut diselesaikan melalui penugasan PLN kepada anak perusahaan, Bright Batam, hanya enam bulan sejak peletakan batu pertama (groundbreaking) oleh Presiden pada semester awal 2016.
Kedelapan pembangkit MPP yang menelan biaya lebih dari Rp8 triliun itu merupakan program 35.000 MW.
Kedelapan pembangkit tersebut adalah MPP Jeranjang, Lombok, dengan kapasitas 2x25 MW yang telah beroperasi sejak 27 Juli 2016.
Lalu, MPP Air Anyir, Bangka 2x25 MW beroperasi 13 September 2016, Tarahan, Lampung 4x25 MW sejak 29 September 2016, dan MPP Nias 1x25 MW pada 31 Oktober 2016.
Kemudian, MPP Balai Pungut, Riau 3x25 MW mulai 13 November 2016, Suge, Belitung 1x25 MW pada 22 November 2016, Paya Pasir, Medan 3x25 MW sejak 9 Desember 2016, dan Mempawah 4x25 MW mulai 8 November 2016.
Lihat juga:Jonan Restui Alokasi Gas PLTGU Jawa 1 |
Selanjutnya, SUTT 150 kV Singkawang-Sambas 118 kms, gardu induk (GI) 150 kV Kota Baru 30 MVA, GI 150 kV Sambas 30 MVA, gardu induk tegangan ekstra tinggi (GITET) 275 kV Bengkayang 2x250 MVA, dan GI 150 kV Bengkayang 30 MVA.
Tambahan MPP Mempawah 100 MW itu akan meningkatkan daya mampu sistem khatulistiwa menjadi 426 MW dengan beban puncak 300 MW.
"Tambahan 100 MW itu artinya bisa memberi peluang penyambungan listrik untuk 120 ribu pelanggan baru," kata Sofyan. (obs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar