Sabtu, 18 Maret 2017

Erdogan Ingin Parlemen Turki Kembalikan Hukuman Mati

Istanbul - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berharap parlemen bisa menyetujui pemberlakuan kembali hukuman mati. Dia ingin agar hukuman mati itu disetujui usai referendum bulan depan.

Sebagaimana dilansir AFP, Minggu (19/3/2017), Erdogan menyampaikan hal ini pada Sabtu (18/3) waktu setempat. Referendum bulan depan itu dipandang banyak pihak bisa mengakhiriPERTARUHAN Ankara dalam keanggotaan di Uni Eropa.

Teranyar, ada percekcokan Erdogan dengan Berlin (Jerman) dan The Hague (Belanda). Erdogan bahkan menyamakan para pemimpin Jerman dengan Nazi. Hal itu ditanggapi diplomat tinggi Berlin sebagai hal yang menggelikan.

Seolah ada kebuntuan pahit tanpa tanda akhir, upaya pengembalian hukuman mati terlihat bisa mempertegang hubungan luar negeri Turki.

Turki secara total menghapuskan hukuman mati pada 2004 sebagai bagian dari upaya untuk bergabung dengan Uni Eropa. Blok Uni Eropa telah jelas bersikap, upaya untuk mengembalikan hukuman mati akan menghancurkan keanggotaan Turki.

Erdogan mengemukakan ide pengembalian hukuman mati usai terjadinya kudeta gagal pada 15 Juli lampau. Dia menyarankan hal itu bakal mengembalikan keadilan kepada keluarga korban.

"Saya percaya, bila Tuhan menghendaki, setelah pemungutan suara pada 16 April, parlemen akan memperhatikan keinginan Anda terkait hukuman mati," kata Erdogan dalam siaran televisi di kota Canakkale. Seisi ruangan bersorak.

Untuk menjadi undang-undang, aturan itu perlu ditandatangani oleh kepala negara. Namun Erdogan mengatakan dia bakal meneken itu "tanpa keraguan".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar