Awalnya, Sandiaga berkisah mengenai pendidikan soal loyalitas yang diberikan ayahnya dan diterapkan dalam berbisnis. Hal itu disampaikan Sandiaga dalam seminar yang diselenggarakan SD Muhammadiyah 06 Jakarta.
"Di dunia politik, loyalitas itu komunitas langka. Bisa ganti partai, bisa kutu loncat. Semangat atau loyalitas di politik itu nggak ada. Makanya waktu saya ijab qabul ke Gerindra, saya bilang saya loyal ke Pak Prabowo dan Pak Prabowo atau Gerindra loyal ke saya," ujar Sandiaga di Hotel Alia Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (5/3/2017).
Foto: Andhika Prasetia/detikcom
|
Tidak lupa Sandiaga mengisahkan soal dia bersama Anies Baswedan agar tidak mudah terpancing pernyataan pasangan calon lain di debat pilkada. "Debat saya ingatin Mas Anies, Mas nggak usah ribut. Apalagi pas pasangan satu dan dua ribut. Kita ribut mau apa? Kita harus pastikan, kalau tidak mau disakiti jangan mau menyakiti," kisah Sandiaga.
Cawagub nomor urut 3 ini juga membagi tips agar para peserta seminar tidak mudah untuk menyebar informasi hoaks. Selain itu, Sandiaga mengatakan beberapa tantangan di Jakarta, salah satunya tingkat stres yang tinggi.
"Kita banyak tantangan, saya kedatangan ahli gangguan jiwa, ada 20 persen warga Jakarta alami gangguan jiwa. Salah satu masalahnya, to make it better, percuma bangun gedung tinggi, kalau masyarakat stres bagaimana? Makanya harus kita pastikan maju kotanya, bahagia warganya," imbuh Sandiaga.
"Saya juga bagian dari Muhammadiyah, saya melihat Muhammadiyah punya platform jelas di pendidikan. Kita ingin generasi muda ke depan memiliki generasi muda dan Akhlakul Karimah," pungkas Sandiaga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar