Sabtu, 18 Maret 2017

Skandal Daging Terkuak, Presiden Brazil Gelar Pertemuan Darurat

Brazil - Presiden Brazil Michel Temer mengadakan pertemuan tingkat menteri darurat. Pertemuan itu untuk membahas transaksi skandal daging merah dan daging unggas yang dijual ke rumah warga dan di luar negeri oleh pemasok terkemuka dunia.

Dilansir AFP, Minggu (19/3/2017), pertemuan tingkat menteri itu digelar hari ini. Setelah adanya hasil investigasi polisi yang dibuka Jumat (17/3), diketahui ada skema korupsi yang dilakukan belasan inspektur kesehatan yang melakukan suap untuk mensertifikasi makanan tercemar menjadi layak konsumsi. Hal ini telah berlangsung selama dua tahun.

Perusahaan multinasional Brazil yang terlibat skandal ini menyatakan produknya aman dikonsumsi. Namun skandal soal sertifikasi daging itu sudah menyebar, menimbulkan kepanikan masyarakat.

Isu ini muncul di tengah momen yang sensitif, apalagi Brazil dan beberapa negara Amerika Selatan yang tergabung dalam Kelompok Mercusuar sedang meneken perjanjian kerja sama dengan Uni Eropa. 

Temer juga dijadwalkan berbicara via telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, pada Sabtu (18/3). Meski agendanya belum jelas, tahun lalu AS mulai menerima impor daging mentah dari Brazil.

Otoritas Brasil pada Jumat (17/3) menggerebek belasan daging kemasan, mengeluarkan 27 perintah penangkapan, dan penutupan pabrik multinasional grup BRF yang mengelola ayam olahan dan dua olahan daging. Pabrik itu dioperasikan perusahaan lokal Peccin, demikian kata Menteri Pertanian.

Sebagai tambahannya 21 yayasan juga dalam pemeriksaan polisi. Menteri juga memberhentikan 33 pegawai yang terlibat dalam skandal tersebut.

Otoritas setempat tidak menjelaskan perihal produk tercemar itu. Namun dalam jumpa pers, dijelaskan ada bahan karsinogenik (yang menyebabkan kanker) yang digunakan untuk menyamarkan bau dari daging jelek.

Sementara itu selain perusahaan BRF, yang memiliki merek Sadia dan Perdigao, ada pula perusahaan lain yang diinvestigasi. Perusahaan itu adalah JBS, pemilik merek Big Frango, Seara Alimentos, dan Swift.

Brazil merupakan negara pengekspor daging merah dan daging unggas bagi sedikitnya 150 negara di dunia. Jadi skandal ini sangat diperhatikan oleh otoritas nasional.

Sekretaris Eksekutif Kementerian Pertanian Eumar Novacki mengakui adanya kekhawatiran tersebut. Novacki bersikeras jika pelanggaran regulasi tersebut merupakan 'fakta tersembunyi' yang melibatkan 'perilaku minoritas'.

Dia menggambarkan sistem inspeksi makanan dan proses sertifikasi di Brazil sangat ketat. Novacki juga menyebut jika seluruh ekspor produk Brazil selalui diperiksa saat kedatangannya di negara lain. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar