Senin, 20 Maret 2017

400 Guru Honorer DKI Tak Digaji, Wakadisdik: Mereka Tak Dikontrak

Jakarta - Ada sekitar 400 guru honorer di DKI yang tidak menerima gaji sejak bulan Januari 2017 lalu. Wakil Kepada Dinas Pendidikan DKI Bowo Irianto membenarkan dan memberikan penjelasan soal kejadian tersebut.

Bowo mengatakan bahwa saat ini jumlah guru honorer di Jakarta ada sekitar 11 ribu orang. Sedangkan kuota anggaran dari APBD yang dimiliki oleh Dinas Pendidikan DKI hanya cukup untuk menggaji 9.578 orang.

"Kalau sudah kontrak, yang sudah (dikontrak) yang dapat upah, kalau nggak dikontrak dapat nggak? Kalau yang 400 guru honorer itu nggak terakomodir di guru kontrak itu benar. Kalau ditanya kenapa belum terima honor, ya dia dikontrak atau nggak," kata Bowo saat dihubungi oleh detikcom, Senin (20/3/2017).
Menurut Bowo, kontrak bagi para guru honorer tersebut berlaku per satu tahun. Tiap tahun, diberlakukan lagi seleksi bagi para guru honorer. Bowo pun menjelaskan apa saja kriteria bagi para guru honorer yang akan dikontrak oleh dinas.

"Pertama itu sesuai kebutuhan. Misalnya nih contoh saja peserta SMNPTN itu kuotanya 10 ribu, kalau yang daftar sampai 15 ribu kan nggak bisa diterima semua," ujar Bowo.

"Kedua adalah linearitas. Linearitas itu contohnya misal guru SD itu harus punya latar belakang pendidikan guru SD," lanjutnya.

Persyaratan ketiga adalah latar belakang pendidikan. Tiap guru, lanjut Bowo, harus memiliki gelar sarjana. Sedangkan syarat yang terakhir adalah para guru honorer selama ini sudah tercatat sebagai guru.

Menurut Bowo, syarat-syarat tersebut berlaku untuk semua guru honorer. Baik guru honorer yang sudah lama mengajar maupun yang baru masuk sebagai guru honorer harus memenuhi keempat syarat yang sudah ditetapkan. Sebab, yang nantinya menentukan akan dipekerjakan di mana para guru ditentukan oleh pihak sekolah sesuai dengan kebutuhan mereka.

"Kalau guru honorer yang baru, itu tercatat dari tahun 2014. Jadi kalau ada guru honorer yang di atas tahun itu tapi tidak linear bisa kalah oleh yang baru. Jadi yang bersangkutan (guru honorer yang lama) harus kuliah lagi (untuk jadi )," ujar Bowolinear.

Bowo mengaku bahwa pihaknya sudah melakukan audiensi dengan para guru honorer yang tidak dikontrak lagi oleh pihak sekolah. Menurutnya, paling banyak permasalahan para guru adalah soal linearitas yang menjadi keharusan bagi para guru honorer. Namun, banyak juga yang saat ini sedang kuliah lagi demi mendapatkan status linier.

"Sudah kita audiensi. Permasalahan paling banyak dari para guru honorer adalah banyak yang nggak linear. Ada di antara mereka yang sedang sekolah (kuliah)," ujar Bowo.

"Umur kita nggak lihat (untuk menentukan kontrak para guru honorer). Yang kita liat latar belakangnya," tutupnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar