Jakarta - Kehadiran Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud tak hanya membawa angin bagi investasi tapi juga diharapkan penyelesaian terhadap buruh migran Indonesia. Anggota Timwas TKI Rieke Dyah Pitaloka berharap kunjungan ini berujung pada penyelesaian kasus hukum buruh migran Indonesia di Arab Saudi.
"Banyak warga kita yang bekerja di luar negeri diproses hukum. Ke depannya mudah-mudahan bisa diperjuangkan bersama ada keberpihakan terhadap buruh migran termasuk dari Indonesia," harap Rieke, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (2/3/2017).
Salah satu kasus yang sedang disorot oleh timwas adalah Rusmini (31). Buruh Migran asal Indramayu itu merantau ke Arab Saudi sejak 2009 dan mendapat perlakuan tidak adil dari majikannya.
"Bekerja sejak 2009, dua tahun bekerja hanya digaji Rp 1,3 juta untuk dua tahun lalu dia minta pulang. Yang bersangkutan malah dituduh menyihir si majikan sehingga kemudian kena vonis mati," urai Rieke.
Rieke mengatakan vonis mati itu akhirnya dibatalkan pengadilan setelah Rusmini tidak terbukti menyihir majikannya. Namun Rusmini tetap diancam hukuman penjara delapan tahun.
"Vonis mati itu dibatalkan karena tidak terbukti di pengadilan bahwa Rusmini melakukan sihir. Sehingga kemudian diancam hukuman 8 tahun penjara plus bayar diyath senilai 1 juta riyal itu kurang lebih Rp 3,35 M. Dengan gaji segitu rasanya tidak mungkin sehingga kemudian bahwa dendanya dihapuskan tapi diganti hukuman penjaranya 4 tahun. Jadi total 12 tahun plus cambukan," papar dia.
Saat ini Rusmini, kata Rieke, telah menjalani separuh masa tahanannya. Bahkan dia juga sudah menjalani hukuman cambuk padahal dia dinyatakan tidak terbukti bersalah.
"Sekarang ini yang bersangkutan sudah menjalani hampir setengah hukuman penjara dan 1,200 kali hukum cambuk. Sehingga kemudian kalau tidak terbukti kami meyakini bahwa Rusmini tidak melakukan sihir sehingga harus dibebaskan dan dipulangkan," ujar dia.
Politikus PDIP ini berharap kedatangan Raja Salman ini bisa memberi kabar positif bagi Indonesia. Dia berharap Rusmini bisa segera dibebaskan dan dikembalikan ke keluarganya di Indonesia.
"Kedatangan Raja Salman ini memberikan sebuah langkah positif. Sehingga batu pertamanya ini kasus Rusmini ini, tolong bebaskan Rusmini dan kembalikan dia di keluarganya di Indonesia. Bebaskan semua dari tuntutan," pintanya.
Rieke menambahkan hubungan Indonesia dengan Arab Saudi bisa saling menguntungkan dan menghormati. Rieke berharap kerja sama ini membawa keadilan bagi kedua negara.
"Ya mudah-mudahan ada respon positif bahwa memang Indonesia sebagai negara berdaulat kita tidak hanya mengejar investasi, kita bukan bangsa yang mengemis investasi. Karena kalau dihitung-hitung itu memang salah satu kewajiban umat Islam untuk ke Arab Saudi untuk menunaikan haji dan ada juga umroh," kata Rieke.
"Kita juga mengharapkan kerja sama bilateral yang saling menguntungkan dan ada satu persamaan persepsi bagaimana membangun satu keadilan bagi umat manusia," sambungnya.
Rieke meyakini jika kasus Rusmini dan buruh migran lainnya bisa diselesaikan segera. Apalagi Islam, kata Rieke, merupakan agama yang sejuk dan menunjukkan rahmat bagi semesta alam.
"Saya yakin Raja Salman ini adalah pemimpin yang meyakini Islam sebagai Rahmatan lil'alamin. Sehingga namanya keadilan bagi setiap orang termasuk warga negara lain di Saudi kemudian hal ini juga menjadi sesuatu yang serius," tegas dia.
"Hentikan semua persidangan yang tidak adil terhadap semua buruh migran di Indonesia dan buruh migran lain di Arab Saudi," pungkas Rieke.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar