Selasa, 07 Maret 2017

Pemprov dan PT MRT Bahas Penambahan Biaya Proyek MRT dengan DPRD

Jakarta - Pimpinan DPRD DKI Jakarta mengadakan rapat pimpinan gabungan dengan Pemprov DKI, Sekda DKI Saefullah, Dirut PT MRT Jakarta William P Sabandar dan PT Pembangunan Jaya Ancol C. Paul Tehusijarana. Rapat tersebut membahas penambahan biaya pembangunan MRT fase 2 rute Bundaran HI-Ancol Timur.

Dalam rapat yang dihadiri oleh Wakil Ketua DPRD DKI M Taufik dan Triwisaksana itu, Saefullah menyampaikan surat dari Gubernur DKI Jakarta 9 Februari 2017 tentang permohonan persetujuan pendanaan proyek MRT dari Lebak Bulus hingga Ancol Timur. Surat tersebut berisikan permohonan proyek MRT fase 2 bisa dilanjutkan pembangunannya yang awalnya hanya sampai Kampung Bandan, diperpanjang hingga Ancol Timur. 

Menurut Saefullah, lahan PT KAI di Kampung Bandan saat ini tidak bisa digunakan sebagai stasiun dan depo MRT karena sudah digunakan untuk keperluan lain. Untuk melengkapi surat itu, kata Saefullah, pihaknya butuh permohonan persetujan pembangunan proyek MRT tahap kedua.

"Tahap 1, Lebak Bulus-Bundaran HI, kemarin sudah nyambung tinggal finishing. Kita mau rintis dari Bundaran HI, awalnya ke Kampung Bandan tadinya di tanah PT KAI, tapi (tanah) sudah dipakai keperluan lain. Makanya diganti ke Ancol Timur," kata Saefullah saat membuka rapat bersama DPRD DKI di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (7/3/2017).

Sementara, Dirut PT MRT Jakarta William P Sabandar menjelaskan proses proyek MRT saat ini. Menurut William, proyek MRT fase 1 senilai Rp 15 triliun tersebut sudah dalam proses pengerjaan dan ditargetkan selesai Maret 2019 mendatang. Nantinya akan ada 13 stasiun antara Lebak Bulus hingga Bundaran HI, dengan waktu tempuh selama 30 menit. 

"Rangkaian keretanya saat ini sudah diproduksi. Rangkaian pertama akan datang pada April tahun depan. Sebelum Asean Games 2018, target semua konstruksi fase 1 selesai," ujar Wiliiam di lokasi yang sama.

Pemprov dan PT MRT Bahas Penambahan Biaya Proyek MRT dengan DPRDFoto: Bisma/detikcom


Sembari menunggu proyek MRT tahap 1 selesai, William mengatakan pihaknya akan melakukan percepatan dengan mulai membangun fase 2 rute Bundaran HI-Ancol Timur. Pembangunan tersebut untuk mengurangi kemacetan yang ada di Jakarta. Rute sepanjang 14,6 KM itu akan mulai dibangun pada 2018 mendatang.

"Ini lebih cepat dari rencana awal. Saat ini, sudah mulai upaya persiapan, supaya bisa secepatnya. Paket pertama (proyek fase 2) di bulan Agustus 2018 kita groundbreaking. Progress fase 1 saat ini 66 persen, akhir tahun ini ditargetkan 93 persen," paparnya.

"Fase 2, awalnya hanya sampai Kampung Bandan. Tapi karena kesulitan lahan makanya diperpanjang sampai Ancol dan akan memberikan manfaat ekonomi di kawasan Ancol. Pertama itu, di fase awal panjangnya 8,3 kilometer. Berdasarkan revisi, ada penambahan 6,3 kilometer. Jadi total menjadi 14,6 kilometer. Total akan ada 12 stasiun," ujarnya.

Dari data yang dipapar oleh William, dengan tambahan rute dari Kampung Bandan hingga Ancol Timur, berarti akan ada tambahan biaya sebesar Rp 11,7 triliun. Awalnya, untuk pembangunan fase 2 dari Bundaran HI-Kampung Bandan membutuhkan dana Rp 17,3 triliun. Jumlah tersebut masih ditambah dengan sisa uang dari fase 1 MRT sebesar Rp 2,5 triliun. Sehingga total proyek fase 2 MRT sebesar Rp 31,7 triliun.

"Usulan pembebanan biaya sama dengan fase 1,49 persen merupakan hibah pemerintah pusat dan 51 pinjaman pemerintah daerah dalam bentuk penerusan pinjaman luar negeri. Jadi pemerintah daerah akan mengeluarkan dana sebesar Rp 16 triliun," tutupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar