Jumat, 17 Maret 2017

Pilpres Timor Leste Digelar 20 Maret, Guterres Dijagokan Menang

Dili - Timor Leste akan menggelar pemilihan presiden pada 20 Maret mendatang. Negara termuda di Asia ini akan menggelar pemilu di tengah perjuangan melawan kemiskinan dan korupsi. 

Pilpres pada bulan ini dan pemilihan parlemen yang akan digelar pada Juli mendatang, menjadi perhatian besar setelah kegagalan pemerintah dalam memanfaatkan penjualan minyak dan gas untuk mendukung pembangunan dan menciptakan lapangan kerja. Dilaporkan saat ini angka pengangguran di Timor Leste mencapai 60 persen. 

"Lima tahun ke depan dengan pemimpin yang baru menjadi masa kritis, karena pemasukan dari ladang minyak yang kini dimanfaatkan, kebanyakan terkuras habis," sebut pengamat Charles Scheiner dari La'o Hamutuk, sebuah forum diskusi think-tank yang berbasis di Dili, seperti dilansir Reuters, Jumat (17/3/2017).

Dituturkan Scheiner, tantangan bagi pemerintah baru Timor Leste adalah menghentikan ketergantungan pada minyak dan melakukan diversifikasi sumber daya lainnya sebagai pemasukan.

Pemilihan presiden pada Senin (20/3) mendatang merupakan yang keempat kali sejak Timor Leste merdeka dan lepas dari Indonesia pada tahun 2002 lalu. Pilpres kali ini akan diikuti oleh delapan kandidat. Hari Jumat (17/3) ini menjadi momen terakhir bagi para kandidat untuk berkampanye sebelum memasuki masa tenang. Kepolisian setempat terus waspada menghadapi potensi kekacauan dan kerusuhan, sementara para kandidat berkampanye di sekitar Dili. 

Francisco Guterres atau Lu Olo, yang didukung Fretilin, menjadi kandidat favorit untuk menjadi Presiden Timor Leste selanjutnya. Dituturkan Michael Leach dari Swinburne University di Australia, kesempatan dia untuk menang semakin menguat setelah Guterres mendapat dukungan dari Xanana Gusmao dan partainya, Partai CNRT. Gusmao merupakan Presiden Timor Leste yang pertama dan dipandang sebagai pahlawan Timor Leste.

"Jika saya nanti terpilih menjadi Presiden Timor Timur, saya akan memprioritaskan sektor ekonomi dan pendudukan, untuk mendukung kesejahteraan rakyat," ucap Guterres dalam kampanyenya.

Kandidat terdepan lainnya adalah politikus Antonio da Conceicao dari Partai Demokrat Timor Leste. Conceicao yang juga menjabat Menteri Pendidikan ini, menyerukan 'politik damai' di negara yang pernah dilanda kekerasan ini. 

Selain didukung partainya sendiri, Conceicao juga didukung Partai Pembebasan Rakyat (PLP) yang baru terbentuk dan menaungi Presiden Timor Leste saat ini, Jose Maria de Vasconcelos. Vasconselos yang juga dikenal dengan nama alias 'Taur Matan Ruak' ini tidak mencalonkan diri kembali dan diprediksi akan maju pada pencalonan Perdana Menteri pada Juli mendatang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar