Seperti diberitakan sebelumnya, pada Jumat (10/3) lalu, Presiden Korea Selatan Park Geun-hye resmi dimakzulkan setelah Mahkamah Konstitusi meloloskan mosi pemakzulan yang diajukan parlemen pada pertengahan Desember lalu.
Keputusan ini menjadi puncak dari kekacauan politik Korsel yang telah berlangsung setidaknya empat bulan lebih.
"Banyak investor asing dan investor Korsel yang masih menunggu dan melihat perkembangan satu sampai dua bulan ke depan, tetapi mereka masih membuat keputusan untuk berinvestasi di Korsel maupun ke luar negeri," tutur CEO Kotra Jaehong Kim di sela acara Indonesia-Korea Business Summit di Jakarta, Selasa (14/3).
Menurut Kim, pemakzulan Park tidak akan menjadi penentu tren investasi dari dan ke Korsel ke depan. Pasalnya, keputusan investasi tidak hanya ditentukan oleh kondisi politik.
Khusus untuk Indonesia, Kim meyakini terdapat tren peningkatan investasi antara kedua negara ke depan. Apalagi, pemerintah Indonesia saat ini lebih membuka diri di berbagai sektor industri, tidak hanya sektor industri tradisional tapi juga industri revolusioner seperti industri kreatif.
"Perusahaan yang sedang mencoba untuk berinvestasi ke Indonesia tidak akan melewatkan kesempatan," ujarnya.
Sebagai informasi, Korsel merupakan investor terbesar ketiga yang masuk ke Indonesia setelah Singapura dan Jepang. Selama periode 2012-2016, investasi dari perusahaan Korsel mencapai US$7,5 miliar untuk 7.607 proyek.
Korsel juga tercatat sebagai salah satu mitra dagang terbesar Indonesia dengan volume perdagangan mencapai US$16 miliar pada tahun 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar