"Ya kayak mimpi aja sampai sekarang. Apa bener adik saya sudah nggak ada," ujarnya saat berbincang dengan detikcom di rumah Jubaedah di Gang Persada II RT 3 RW 1 Blok Seda, Desa Banjarwangunan, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Sabtu (4/3/2017).
Soal firasat, Tati mengaku, sehari sebelum mendapat kabar adiknya meninggal, dia didatangi almarhum Nendi, yang tak lain adalah suami Jubaedah. Keesokan harinya, dia pun berniat menelepon sang adik, namun nasib berkata lain. Setelah sore hari, dia mendapat kabar soal kematian Jubaedah dari pihak kepolisian.
Tati mengatakan, selama 1,5 tahun bekerja di Malaysia, Jubaedah hanya bisa ditelepon sebanyak tiga kali. Bahkan saat suami Jubaedah meninggal dunia pun pihak keluarga kesulitan menghubunginya. Hal tersebut diduga lantaran Jubaedah hanya bisa berkomunikasi menggunakan telepon majikannya.
"Susah banget kalau mau telepon. Kehitung hanya tiga kali telepon. Itu juga sebentar dan teleponnya jam 11 malam," katanya.
Tidak hanya itu, meski sudah bekerja selama 1,5 tahun dari kontrak 2 tahun, Jubaedah terhitung hanya dua kali mengirim uang untuk kelima anaknya. "Tapi dua kali itu kecil. Kalau saya rasa nggak wajar kerja sudah lama hanya kirim uang dua kali dan kecil," ucapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar